SOLOPOS.COM - Petani di Dusun Tanon, Desa Sidorejo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, sedang mengecek jagung di lahan pertanian yang sudah diserang hama tikus,Selasa (19/9/2023). (Solopos.com/Yoga Adhitama)

Solopos.com, NGAWI — Petani jagung di Desa Sidorejo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, terancam gagal panen. Hal ini karena lahan tanaman jagung milik petani diserang hama tikus.

Seorang petani jagung Desa Sidorejo, Nur Shoim, 30, mengatakan lahan jagung miliknya seluas satu hektare. Dari total lahan tersebut, hampir separuhnya dirusak hewan pengerat ini. Padahal tanaman jagung miliknya baru berusia 90 hari setelah tanam dan baru masuk fase generatif atau masa pembuahan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Dari satu hektare hampir setengahnya mulai diserang hama tikus. Padahal jagung baru berusia 70-80 HST,” ungkapnya, Rabu (20/9/2023).

Shoim mengaku pada masa tanam tahap pertama dirinya hanya mampu membawa pulang 10 karung jagung. Tentu hasil jualnya tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

Untuk satu hektare tanaman jagung, dirinya harus merogoh kocek antara Rp3 juta sampai Rp4 juta. Dengan kondisi sekarang, Nur Shoim hanya berharap hasil panennya dapat menutup biaya tanam yang sudah dikeluarkan.

“Jangankan untung, balik modal saja sudah bersyukur,” ujarnya.

Ironisnya, kondisi ini sudah dialami petani sejak 2 tahun terakhir. Para petani sudah melakukan cara penanggulangan yaitu dengan memberi racun tikus. Namun, hal itu terkesan sia-sia. Pasalnya tanaman jagungnya masih ludes digerogoti tikus.

“Untuk sementara kami kasih insektisida dan obat tetes itu, namun hasilnya juga masih belum maksimal,” kata Nur Shoim.

Dia mengaku sejak hama tikus menyerang lahannya, belum ada upaya penanggulangan dari pemerintah desa maupun Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi.

“Jika untuk tahun ini belum ada penanganan dari pemerintah, tidak tahu kalau tahun depan,” keluhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Sidorejo, Danang Pamungkas, membenarkan adanya hama tikus yang menyerang tanaman pertanian di wilayahnya.

Dia mengatakan pihaknya telah melakukan tindakan preventif untuk membasmi hama tikus ini. Namun, karena sebaran tikus ini merata di area persawahan desanya, maka penanganannya belum maksimal.

“Kita juga sudah mengupayakan beberapa hal salah satunya dengan membagikan racun tikus, namun dikarenakan area sawah terlalu luas kita tidak bisa menkaver semua. Oleh karena itu kita ambil titik-titik yang paling parah,” kata Danang.

Danang mengatakan hewan pengerat ini tidak hanya menyerang jagung, tetapi juga menyerang beberapa komoditas tanaman lain yang ada di lahan pertaian warga.

“Kalau untuk jagung, cabai dan melon itu tergolong masih bisa terkendali. yang paling parah tikus ini menyerang tanaman padi siap panen juga,” terangnya.

Pihaknya berharap adanya perhatian dari pemerintah kabupaten maupun pemerintah pusat supaya bisa sama-sama memberantas hama tikus ini. Menurut dia, petani di desanya sedang menghadapi kondisi yang sulit. Selain hama tikus, harga pupuk yang tinggi juga menambah beban para petani.

“Saat ini masyarakat memang benar-benar merasa sangat berat karena harga pupuk juga naik, ditambah musim kemarau dan hama tikus ini menyebar dengan cepat,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya