SOLOPOS.COM - Sajian satai dan gulai di Warung Sate Gule Bu Yuli Pasar Pon Ponorogo. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Kuliner Ponorogo, satai gulai merupakan salah satu makanan khas di Ponorogo.

Madiunpos.com, PONOROGO — Kalau Anda pecinta kuliner, tidak ada salahnya mencoba makanan khas Ponorogo yakni satai gulai atau sate gule. Dua makanan berbahan utama daging kambing ini memang jamak ditemui di berbagai kota di Indonesia. Namun di Ponorogo, dua masakan ini disajikan dengan cara berbeda.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Biasanya dua makanan ini dipesan secara terpisah dan tidak dalam satu paket. Tetapi di Ponorogo, dalam satu porsi satai gulai Anda akan mendapatkan satai plus gulai.

Warung yang menyediakan menu khas ini banyak tersebar di hampir seluruh kecamatan di Ponorogo. Salah satunya di warung Sate Gule Bu Yuli yang ada di komplek Pasar Pon Ponorogo.

Warung Bu Yuli ini berada di depan pasar dan mudah dilihat. Warung ini tidak terlalu lebar, hanya berukuran sekitar 5 meter X 3 meter. Warung ini selalu ramai didatangi konsumen dari dalam kota maupun luar kota.

Seorang karyawan warung Sate Gule Bu Yuli Pasar Pon, Lastri, 38, mengatakan satai gulai Bu Yuli sudah ada sejak tahun 1980-an. Hingga kini, warung ini terus mempertahankan cita rasa satai gulai.

Dia mengatakan satai gulai disajikan secara bersamaan. Satu porsi sate gule di Bu Yuli dihargai Rp33.000 yang terdiri atas 10 tusuk sate, gule yang sudah dicampur dengan nasi serta minuman.

Bumbu sate gule ini berbeda dibandingkan bumbu satai maupun gulai di luar daerah. Bumbu gulai pada umumnya digoreng, untuk bumbu gulai di Bu Yuli dijemur terlebih dahulu di bawah terik matahari.

Setelah kering, bumbu langsung dihaluskan dan dimasukkan di setiap adonan. “Satu kilogram bumbu digunakan untuk satu ekor kambing,” ujar dia kepada Madiunpos.com, Rabu (10/5/3017).

Sedangkan untuk bumbu satai kambingnya juga berbeda yaitu menggunakan bumbu kacang. Dia menuturkan untuk di daerah lain satai kambing biasanya menggunakan bumbu kecap dan ditaburi irisan cabai dan bawang merah.

Di warung Bu Yuli, kata Lastri, kecap yang digunakan untuk bumbu satai juga buatan sendiri. Artinya, cita rasa kecap yang menjadi bumbu satai juga tidak sembarangan. “Kami memang sengaja tidak membeli kecap dari luar supaya cita rasanya tidak berubah,” ujar Lastri.

Kambing yang digunakan yaitu kambing Jawa yang berusia sekitar tiga tahun. Setiap hari, warung Bu Yuli menghabiskan dua ekor kambing untuk gulai dan 1.500 tusuk satai.

Namun, saat liburan panjang atau hari raya biasanya permintaan menjadi dua kali lipat lebih banyak yakni mencapai empat ekor kambing per hari. Pihaknya juga menerima pesanan untuk akikah, pernikahan, dan acara lain.

“Kami memiliki 20 karyawan. Baik yang memasak gulai maupun yang melayani di warung,” ujar dia.

Pada kesempatan itu, Madiunpos.com sempat mencicipi satai gulai khas Bu Yuli. Daging kambing yang disajikan dalam gulai terasa lembut, sedangkan sate kambingnya juga empuk dan gurih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya