Jatim
Rabu, 26 Januari 2022 - 16:37 WIB

Kuliner Lethok, Berawal dari Inisiatif Warga Ngawi pada Masa Penjajahan

Latif Ghufron Aula  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lethok khas Ngawi. (Instagram/@wijang78)

Solopos.com, NGAWI — Lethok menjadi salah satu makanan legendaris yang hingga kini masih digemari masyarakat Ngawi. Kuliner berbahan dasar tmpe ini bermula dari kreativitas masyarakat Ngawi mengolah babat dengan tempe.

Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kembdikbud), kuliner ini berkembang saat zaman penjajahan Belanda di Ngawi, tepatnya di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, yang merupakan perkampungan Belanda. Di kawasan tersebut tedapat permakaman Belanda dan juga tempat jagal sapi.

Advertisement

Baca Juga: Penasaran? Kira-Kira Ada Apa di Alun-Alun Ngawi Terbesar se-Jawa Timur

Daging sapi dari jagal tersebut dikonsumsi orang-orang Belanda. Sementara bagian lain seperti babat dijual murah ke masyarakat setempat. Masyarakat yang membeli babat tersebut kemudian berinisiatif memadukan dengan tempe bosok untuk santapan sehari-hari.

Lethok diketahui mirip dengan kuliner lain yakni sambal tumpang. Meski mirip, kuliner lethok khas Ngawi ini memiliki sejumlah perbedaan dengan sambal tumpang, di antaranya dalam proses pembuatan, campuran, dan bumbu.

Advertisement

Kuliner lethok terdapat campuran lauk, sementara sambal tumpang tanpa campuran lauk atau daging. Lethok terbuat dari tempe segar, sedikit tempe medem atau tempe busuk, dan santan. Makanan ini juga dapat dipadu dengan babat, iga sapi, dan lainnya.

Kekhasan lethok terdapat pada tempe dan babat. Dua bahan tersebut juga membuat kuliner khas ini bertahan dan tetap digandrungi masyarakat Ngawi. Manyantap lethok biasanya dengan nasi dan urap. Selain itu juga kerap disandingkan dengan pecel dan kerupuk beras.

Baca Juga: Kriuk! Camilan Keripik Tempe Khas Ngawi, Sudah Pernah Coba?

Advertisement

Harganya Murah

Lethok menjadi makanan yang digemari banyak orang. Di Ngawi, kuliner lethok dapat ditemui di Pasar Besar. Dalam penyajiannya, lethok milik Mbah Tumini dipincuk menggunakan daun pisang.

Bagi yang ingin mencoba kuliner legendaris ini, cukup merogoh kocek Rp5.000 hingga Rp10.000. Santapan lezat ini dapat ditemui di Pasar Besar, Ngawi, setiap hari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif