SOLOPOS.COM - Ilustrasi pameran produk properti. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Kredit properti Jatim tak berpihak ke konsumen. Kala suku bunga acuan diturunkan, perbankan lambat menyusut suku bunga KPR.

Madiunpos.com, SURABAYA — Penurunan suku bunga acuan hingga 25 basis poin dari 7,75% menjadi 7,5% tak ditanggapi responsif oleh pasar kredit properti di Jawa Timur.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Azwar Hamidi, Wakil Ketua Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Jatim Bidang Keuangan dan Perbankan, mengatakan umumnya setelah ada kebijakan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan tidak secara langsung direspons oleh perbankan dan konsumen. Sebaliknya, ketika BI menaikan suku bunga acuan, secara cepat perbankan menaikkan bunga kredit properti.

“Seharusnya dengan penurunan suku bunga acuan 25 basis poin ini bisa merangsang perbankan maupun masyarakat. Bahkan ketentuan suku bunga untuk rumah bersubsidi saja belum ada kepastian kapan turunnya,” ujarnya di Surabaya, Minggu (1/3/2015). Meski begitu, kata Azwar, pasar properti di Jatim masih ada tren kenaikan terutama untuk properti high rise seperti apartemen, sedangkan rumah tapak belum ada pergerakan yang signifikan.

Senada dengan analisis Bank Indonesia, pertumbuhan kredit tahun 2015 ini tidak akan melonjak tinggi walaupun suku bunga sudah diturunkan. Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan kredit secara keseluruhan baik KPR/KPA hingga kredit mikro di Jawa Timur akan bergerak hingga 15% tahun ini.

KPR Naik
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Jawa Timur Benny Siswanto mengatakan pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) pada tahun lalu mencapai 16,04%. Namun jika dibandingkan pertumbuhan KPR pada 2013 yang naik 32%, tingkat pertumbuhan KPR 2014 termasuk menurun.

“Properti pada 2013 memang sedang bagus-bagusnya, kemudian pada 2014 banyak persoalan ekonomi yang terjadi, termasuk faktor politik, sehingga kredit KPR juga tumbuh tapi tidak banyak,” ujarnya.

Berdasarkan catatan Bank Indonesia Wilayah IV Jawa Timur, penyaluran KPR di Jatim pada 2012 tercatat mencapai Rp20,99 triliun, pada 2013 naik menjadi Rp27,71 triliun, sedangkan KPR pada 2014 yakni tercatat mencapai Rp32,16 triliun. Sementara itu, untuk kredit pemilikan apartemen (KPA) di Jatim pada 2012 tercatat mencapai Rp1,18 triliun, pada 2013 tumbuh 9,92% menjadi Rp1,29 triliun, dan pada 2014 tercatat naik 7,72% yakni mencapai Rp1,39 triliun.

Tak Terjangkau
Lucky, Managing Director perusahaan broker Pro/Max, mengatakan tahun ini tren pembelian properti di Jawa Timur semakin mengarah pada apartemen. Menurutnya, harga rumah tapak di Surabaya khususnya sudah tidak lagi mudah dijangkau masyarakat.

“Apartemen masih jadi favorit tahun ini. Harga rumah mahal, jadi orang akan beralih ke apartemen karena lokasi bagus dan lebih terjangkau. Bahkan dengan bugdet Rp500 juta, orang sudah dapat apartemen dengan lokasi bagus di Margorejo, sedangkan rumah sudah tidak mungkin,” jelasnya.

Dia menambahkan pembeli apartemen tahun 2015 ini pun masih banyak yang memilih menggunakan kredit KPA dan in house dibandingkan membayar tunai bagi apartemen kelas menengah atas sekalipun.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya