Jatim
Selasa, 4 Agustus 2020 - 21:41 WIB

Kisah Wahyu Siswa SD di Madiun, Nyebrang Sungai untuk Nebeng Teman Belajar Online Karena Tak Punya Smartphone

Abdul Jalil  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wahyu Agus Nurtino, 12, siswa kelas VI SDN Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun saat sedang belajar di rumahnya, Desa Brumbun, Selasa (4/8/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

Solopos.com, MADIUN - Pembelajaran dengan sistem daring menjadi kendala tersendiri bagi sebagian siswa. Termasuk Wahyu Agus Nurtino, 12, siswa kelas VI SDN Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, yang terkendala karena tak memiliki smartphone.

Sekolah Wahyu memiliki kebijakan belajar daring karena pandemi Covid-19. Guru memantau lewat WA grup, sekaligus memberikan tugas lewat aplikasi perpesanan itu. Oleh karenanya, Wahyu nebeng di rumah temannya, Arya, agar mengetahui pelajaran atau pun tugas yang diberikan guru.

Advertisement

Sempat Diperiksa di RSJ, Tersangka Anak Bunuh Ibu di Kemusu Boyolali Akhirnya Disidang

Untuk menuju ke rumah temannya itu, Wahyu harus melewati aliran Sungai Catur yang memisahkan antara Dusun Sukorejo dan Dusun Malang, Madiun. Menyebrangi sungai ini menjadi jalan tercepat untuk sampai ke rumah temannya itu.

Advertisement

Untuk menuju ke rumah temannya itu, Wahyu harus melewati aliran Sungai Catur yang memisahkan antara Dusun Sukorejo dan Dusun Malang, Madiun. Menyebrangi sungai ini menjadi jalan tercepat untuk sampai ke rumah temannya itu.

“Kalau lewat jalan ada, tapi muter. Jauh. Jadi saya seringnya nyabrang di sungai,” kata Wahyu.

Tak Bisa Belikan HP

Ayah Wahyu, Slamet Nursanto, 50, mengaku tidak memiliki smartphone berbasis Android. Ia juga tidak sanggup membelikan anaknya HP, karena memang kondisi perekonomian keluarganya sedang sulit.

Advertisement

ASN Karanganyar Tak Pakai Masker? Ketua DPRD: Beri Sanksi, Bupati Ogah

“Saya tidak punya HP kayak gitu [smartphone]. Saya juga tidak bisa membelikan HP untuk belajar anak saya. Jadi saat belajar, anaknya memang pergi ke rumah temannya,” ujar dia.

Pria yang bekerja sebagai buruh bangunan ini mengaku tidak mempunyai cukup uang untuk membeli smartphone. Belum lagi nanti kuota internet yang harus diisi.

Advertisement

Diminta Dicabut, Larangan Anak Di Bawah 15 Tahun Masuk Pusat Belanja Di Solo Justru Diperpanjang

“Kondisinya kan ada corona gini, jadi banyak nganggurnya. Penghasilan juga tidak seberapa. Kemarin sepuluh hari kerja, tetapi setelah itu `dua pekan libur karena tidak ada kerjaan,” jelasnya.

Jadi Viral, Dagangan Bocah Penjual Cilok Asal Cemani Sukoharjo Pernah Diborong Rp200.000

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif