SOLOPOS.COM - Erny Purwaningsih (kiri) bersama anak keduanya yang dilahirkan di mobil 17 tahun lalu. (Facebook)

Kisah unik diceritakan seorang ibu asal Madiun yang melahirkan di mobil saat menuju ke klinik. Tidak hanya itu, dia kesulitan mencari kendaraan untuk pulang ketika bertepatan dengan peristiwa Mei 1998.

Madiunpos.com, MADIUN – Pengguna akun Facebook Erny Purwaningsih bercerita kisah hidup penuh haru di grup Facebook Paguma (Paguyuban Madiun), Jumat (9/10/2015) malam. Dia mengenang kisah hidup yang terjadi pada 17 tahun yang lalu saat anak ke duannya lahir.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Erny Purwaningsih yang diketahui berasal dari Kota Madiun, namun kini bertempat tinggal di Kota Serang tersebut teringat masa-masa hamil anak ke duanya yang telah memasuki bulan ke-9. Saat perut yang sudah membesar, dia pernah tiba-tiba terpeleset hingga jatuh di belakang rumah. Erny saat itu jatuh dalam pososi duduk.

“Umur anak saya yang ke dua sekarang 17 th lebih… Teringat saat itu saya hamil masuk bulan ke-9… Perut sudah mbendoyot… Rasa sudah tidak enak di badan… Pagi itu saya jalan di belakang rumah. Tanahnya basah bekas hujan malam hari. Tiba-tiba saya terpeleset… Jatuh terduduk… Posisi kaki menekuk satu dan kaki kanan selonjor kesamping…,” tulis Erny Purwaningsih.

Erny Purwaningsih mengaku tidak merasakan sakit selepas jatuh pada saat hamil 17 tahun lalu. Dia bangun dan bergerak seperti biasa hingga sore hari.

Namun, Erny Purwaningsih merasakan sakit perut memasuki tengah malam. Saat masuk ke kamar mandi, tiba-tiba Erny Purwaningsih tidak menyangka air ketubanya pecah dan merasakan sakit perut hebat.

“Kemudian saya ke kamar mandi tiba-tiba… Mengalir air yang tak bisa ditahan… Ketuban… Perut sudah mules enggak karuan… Karena mendadak… Suami cari bantuan ke tetangga yang sudah pada [tidur] pulas… Ketok pintu dipanggil juga enggak dengar… Akhirnya suami telepon teman yang agak jauh dari rumah buat nganter ke klinik….,” jelas Erny Purwaningsih.

Erny Purwaningsih merasa tidak kuat saat itu untuk naik ke kursi tengah di mobil. Dia menyebut teman yang memegang kemudi mobil panik melihatnya kesakitan.

Di kursi tengah, Erny Purwaningsih bersama sang suami yang terus memberikan dukungan sambil mengelus punggungnya. Namun, rasa sakit yang tidak tertahan membuat Erny Purwaningsih terus menjerit hingga membuat pengemudi panik.

“Aku terus jejeritan enggak kuat bikin yang menyetir [mobil] panik… Mobil jalan ke klinik kalau normal ya [menghabiskan waktu] seperempat jam sampai. Brhubung panik, setengah jam [mobil] enggak sampai-sampai [di klinik]… Malah [mobil] kesasar jalannya, padahal sudah biasa periksa ke situ [klinik yang dituju]… Sudah enggak tahan bener saya…,” cerita Erny Purwaningsih.

Erny Purwaningsih merasakan bayi dalam perutnya saat itu sudah mau keluar. Dia lantas membimbing sang suami untuk mengambil handuk dan meletakkan di bawah badan.

“Tangan [suami] tak suruh nampani bayi… Prucut… Lahir anak di tangan bapaknya… Mobil masih jalan menuju klinik. Bayi masih digendong pakne dengan pusar yang masih tersambung dengan saya…,” ulas Erny Purwaningsih.

Tidak disangka, menurut Erny Purwaningsih, setibanya di klinik, listrik sedang mati hingga lampu tidak bisa menyala. Menurut dia, bidan yang berada di klinik langsung keluar dengan membawa lampu dan langsung memotong pusat di dalam mobil.

Setelah itu, Erny Purwaningsih dan sang bayi dibawa masuk ke klinik untuk dibersihkan.

Nginap semalam di klinik. Saat mau pulang nyari mobil, enggak ada yang lewat. Wong pas peristiwa 13 Mei 1998… Jalanan sepi. Akhirnya minta tolong teman lagi… Saat masuk mobil, kursi tengahnya kosong. Katanya [kursi] lagi di-laundry bekas nglahirin kemaren… Hihihi… Enggak enak hati… Akhirnya lega hati waktu itu mengalami sesuatu yang heroik… Ngidamnya ngletus lombok rawit… Jadi anak tangannya aktif banget sampai geleng-geleng… Cumi ireng diaduk sama agar-agar… CPU dileboni kertas akeh… Salon [sound system] jebol penuh pensil… Semen buat mandi… Hmm… Tapi sekarang… Tangannya aktif menggambar… Bikin siluet… Papercraft, dll… Dan ingin masuk desain visual… [doa orang tua selalu bersamamu le…],” kisah Erny Purwaningsih.

Pantauan Madiunpos.com di Facebook, Sabtu (10/10/2015) pagi, kisah haru Erny Purwaningsih disukai 83 akun Facebook dan mendapat 38 komentar.

Pengguna akun Facebook Asri Anugrah Djati, mengaku menangis saat membaca kisah haru Erny Purwaningsih yang melahirkan di dalam mobil 17 tahun lalu. Dia juga pernah merasakan pengalaman hidup yang sama dengan Erny Purwaningsih.

Mbrebes mili aku moco postingan jenengan… Aku juga mengalami cerita yang sama lahir no ndalan [di perjalanan] anakku wedok ayu irunge mbangir... Tak paringi tenger Anisa Wahyuningtyas… Ning ora suwe anggonku momong wis tinimbalan ngarsaning gusti… Anakku nggeeer….,” tulis Asri Anugrah Djati di kolom komentar.

Pemilik akun Facebook Bambang Susilo, mangatakan pengorbanan seorang ibu memang luar biasa. “Ya itulah lika-liku pengorbanan seorang ibu… KAsih ibu tak bisa tergantikan dengan apapun… Bersyukurlah sekarang masih ditunggui ibu… Bila ibu sudah berpulang… Kepada siapa kan mengadu… Ibu maafkan aku yang hina ini… Belum bisa membalas budimu… Hanya doa yang bisa kupanjatkan kepada Allah… Semoga engkau di sana mendapat tempat yang terbaiK di sisiNya. Aamiin,” ungkap Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya