SOLOPOS.COM - Foto dari kiri ke kanan: Ignatia Damijati, Syahrini, Sartono(JIBI/Solopos/Istimewa)

Kisah hidup inspiratif ini datang dari sepasang suami istri di Kota Madiun.

Madiunpos.com, KOTA MADIUN –Hidup berkeluarga puluhan tahun tanpa kehadiran buah hati barangkali serasa hampa bagi sebagian orang. Namun, tak demikian bagi pasangan suami istri ini, Sartono dan Ignatia Damijati.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pasangan suami istri sejak 1970 ini justru makin cinta di tengah usia mereka yang kian senja. Bahkan, di tengah sakit yang mereka dera, mereka tetap saling menjaga dan merawat penuh kasih sayang.

Damijati mengisahkan, suamimnya adalah seorang lelaki yang penuh tanggungjawab. Semasa hidupnya ia sangat menghargai semua perempuan tanpa memadang latar belakang dan status sosialnya.

“Saya dulu hanyalah pemain ledek di kampung, tapi bapak mau menikahi saya. Padahal, keluarga Bapak itu berasal dari keluarga terhormat semua,” kenang Damijati saat berbincang dengan Madiunpos.com, Jumat (30/1/2015).

Yang lebih membuat terharu Damijati ialah sikap suaminya yang selalu melindunginya meski keluarga suaminya menolak pernikahan mereka. Damijati sadar bahwa suaminya adalah keturunan orang terpandang, sementara dia hanya orang kampung biasa dengan profesi yang dicap tak terhormat.

“Makanya, saya akan mencintai Bapak bagaimanapun kondisinya,” kisahnya.

Kondisi suami Damijati, kini sudah susah diajak bicara. Ia pikun sejak empat tahun terakhir. Hari-harinya hanya di dalam rumah di Jl Halmahera Kartoharjo Kota Madiun. Tak ada aktivitas yang lebih berarti selain makan, tidur, mandi, dan berbicara seorang diri. Dan Damijati adalah orang pertama yang selalu mendampingi suaminya Sartono itu.

Ujian keluarga itu memang datang secara bertubi-tubi. Setelah puluhan tahun hidup dalam kemiskinan, mereka pun belum dikarunia anak meski usia pernikahan mereka memasuki ke-45 tahun. Tiga kali Ignatia mengalami keguguran dan sampai sekarang tak pernah ada tanda-tanda memiliki buah hati.

“Kami tetap saling mencintai. Bagi kami, Bapak adalah kehidupan saya. Kami bisa memiliki anak dengan mengasuh keponakan kami,” paparnya.

Tahukah, siapakah Sartono? Dia adalah musisi legendaris yang menciptakan lagu wajib Himne Guru. Usianya kini telah menginjak 78 tahun. Tak ada harta berharga yang ia tinggalkan selain rumah berdinding kayu dan semangat bermusik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya