Jatim
Kamis, 8 Desember 2022 - 10:50 WIB

Kisah Bathara Katong, Putra Raja Majapahit yang Mendirikan Ponorogo

Aghniya Fitrisna Damartiasari  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gambar ilustrasi Perang Bathara Katong dengan Ki Demang Kutu (disperpusip.jatimprov.go.id)

Solopos.com, PONOROGO–Menurut sejarah, nama Bathara Katong menjadi sosok dibalik berdirinya Kabupaten Ponorogo, Jatim.

Sejarah panjang menyebutkan bahwa cerita Bathara Katong merupakan bagian dari upaya penyebaran agama Islam pada masa kerajaan Majapahit.

Advertisement

Dikutip dari disperpusip.jatimprov.go.id, Rabu (7/12/2022), Bathara Katong merupakan seorang pangeran yang didaulat untuk memimpin wilayah Wengker. Dalam langkahnya berproses, Bathara Katong didampingi oleh seorang punggawa yang menjadi kepercayaannya, yakni Ki Selo Aji.

Alkisah, jauh sebelum hal tersebut terjadi, dahulu Wali Songo berusaha membujuk Raja Majapahit, Prabu Brawijaya atau Bhre Kertabhumi yang merupakan Ayah dari Bathara Katong untuk mempelajari agama Islam.

Advertisement

Alkisah, jauh sebelum hal tersebut terjadi, dahulu Wali Songo berusaha membujuk Raja Majapahit, Prabu Brawijaya atau Bhre Kertabhumi yang merupakan Ayah dari Bathara Katong untuk mempelajari agama Islam.

Upaya tersebut dilakukan dengan menikahkan Prabu Brawijaya dengan seorang putri yang beragama muslim bernama Putri Campa.

Baca Juga: Berawal dari Kekesalan Ki Ageng Kutu, Begini Asal-Usul Kesenian Reog Ponorogo

Advertisement

Ki Ageng Kutu pergi dari kerajaan Majapahit dan merencanakan sebuah perlawanan.

Ternyata, ada banyak faktor yang menyebabkan Ki Ageng Kutu merasa kesal selain dikarenakan pengaruh China yang kuat di Majapahit. Salah satunya adalah dengan diperistrinya seorang muslim oleh Prabu Brawijaya.

Ki Ageng Kutu lantas menciptakan kesenian Barongan yang dikenal sebagai Reog sebagai bentuk kritisi terhadap kebijakan yang ada di Majapahit kala itu. Bahkan dirinya berusaha untuk memperluas kekuasaannya ke wilayah Wengker.

Advertisement

Menurut cerita, keberadaan Ki Ageng Kutu ternyata membawa keresahan bagi seorang tetua desa Wengker yang bernama Ki Ageng Mirah.

Baca Juga: Reog Ponorogo Media Dakwah Islam dari Riyokun, Husnul Khatimah

Menurut Ki Ageng Mirah, Ki Ageng Kutu merupakan sosok yang sakti dan tak terkalahkan. Hal tersebut membuatnya merasa bahwa Wengker telah lepas dari bagian Majapahit.

Advertisement

Kemudian, perjalanan membawa Bathara Katong yang didampingi Ki Selo Aji bertemu dengan Ki Ageng Mirah. Mereka sepakat untuk mendirikan sebuah kerajaan kecil untuk merebut kembali kewibawaan Kasultanan Demak yang dianggap sebagai penerus kerajaan Majapahit.

Upaya awal mereka membangun kerjaan sempat berhasil dengan terbukanya lahan hutan di sana. Mereka pun mencoba untuk mendirikan pemukiman. Namun yang mengherankan, bila mereka telah berhasil mendirikan sebuah rumah, ketika akan berlanjut mendirikan rumah kedua, rumah yang telah selesai dibangun malah roboh.

Baca Juga: Selain Kuliner Khas, Ponorogo Punya Kuliner Legendaris yang Wajib Dicoba

Bathara Katong lalu bersemedi untuk mencari petunjuk akan misteri tersebut. Dari situ, Bathara Katong teringat dengan abdi kerajaan Majapahit yakni Jayadrana. Abdi tersebut lah yang memberi informasi tentang penguasa hutan Wengker yang bernama Jayadipa.

Atas bantuan Jayadipa, Bathara Katong berhasil membangun kerajaan dan pemukiman. Kerajaan setara kadipaten tersebut lantas dinamai Ponorogo.

Mendengar keberhasilan Bathara Katong, Ki Demang Kutu yang merasa terganggu kemudian berusaha menyerang Ponorogo. Akan tetapi, peperangan tersebut berhasil dimenangkan oleh Raden Bathara Katong. Konon kisah Bathara Katong tersebut diabadikan dalam karya tembang Mijil, Sinom, dan Asmaradhana.

Advertisement
Kata Kunci : Ponorogo Bathara Katong
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif