Jatim
Senin, 24 Oktober 2022 - 15:04 WIB

Ketua Panpel Arema Ditahan di Polda Jatim terkait Tragedi Kanjuruhan

Newswire  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Panpel Arema FC (kiri) didampingi kuasa hukumnya usai diperiksa di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin sebagai tersangka tragedi Kanjuruhan. ANTARA/Willy Irawan.

Solopos.com, SURABAYA — Polda Jawa Timur menahan Ketua Panitia Penyelenggara Arema FC Abdul Haris yang menjadi salah satu tersangka dalam tragedi Kanjuruhan. Dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada 1 Oktober 2022 lalu, mengakibatkan 135 orang meninggal.

“Pada saat ini, Pak Haris sudah terima dengan segala risiko dijadikan tersangka dan mungkin ditahan,” kata Kuasa Hukum Abdul Haris, Taufik Hidayat, di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Senin (24/10/2022).

Advertisement

Taufik menyampaikan pihaknya tidak terima jika tragedi yang menyebabkan ratusan orang menjadi korban ini hanya dibebankan kepada satu pihak saja.

“Hari ini korban meninggal bertambah satu orang. Seharusnya meninggalnya korban itu menjadi spirit untuk menindaklanjuti proses hukum. Saya tidak tega dengan posisi Pak Haris seperti ini,” ujar dia.

Baca Juga: Bertambah! Korban Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan Menjadi 135 Orang

Advertisement

Lebih lanjut, Taufik juga menuntut Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule juga harus bertanggungjawab dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan itu.

“Seperti yang saya sampaikan dari awal, seharusnya Ketua PSSI itu bertanggung jawab secara moral dan secara hukum karena bola ini tidak bisa terlaksana tanpa adanya stakeholder,” katanya.

Setelah penahanan Abdul Haris ini, Taufik mengaku bingun harus berbicara apa kepada keluarga. Meskipun, Abdul Haris sudah siap dengan segala risiko.

Advertisement

Baca Juga: Tiga Warga Tulungagung Meninggal Tertimpa Tanah Longsor saat Kerja Bakti

“Saya ini, tahu Pak Haris mau ditahan, jadi saya agak bingung untuk menyampaikan kepada keluarga, anak-anaknya. Selama ini dipercayakan kepada kami walaupun beliau sudah siap dengan segala risiko. Saya kira tetap ada beban mental yang harus ditanggung oleh keluarganya,” ujar Taufik.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif