Jatim
Sabtu, 27 Mei 2023 - 19:37 WIB

Keren! Petani Blitar Ciptakan Cairan Biosaka, Perbaiki Kualitas Tanah & Tanaman

Newswire  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat panen raya padi varietas Inpari 32 di Desa Soso, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jatim, Sabtu (27/5/2023). (Solopos.com-Antara/Humas Pemprov Jatim)

Solopos.com, BLITAR – Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, mengapresiasi inovasi petani di Kabupaten Blitar, Jatim, yang mengembangkan cairan organik Biosaka. Cairan tersebut terbukti cukup ampuh untuk memperbaiki kualitas tanah dan tanaman.

“Biosaka ini menjadi referensi yang luar biasa bagaimana kita selamatkan dan kembali ke alam. Pupuk organik ini menjadi simbol pemulihan alam, mengingat pupuk kimia selalu digunakan di pertanian kita selama puluhan bahkan ratusan tahun. Apalagi hasil penggunaan Biosaka ini multifungsi luar biasa sekali,” kata Gubernur Khofifah saat panen raya padi varietas Inpari 32 di Desa Soso, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Sabtu (27/5/2023).

Advertisement

Pihaknya mengapresiasi hasil pertanian di desa ini. Tanaman padi Inpari 32 tumbuh subur berkat cairan Biosaka yang dibuat oleh para petani Poktan Gardu Rukun II Gandusari Blitar ini.

Penggunaan Biosaka di Blitar ini sudah dimulai sejak tahun 2019 dan saat ini sudah diterapkan pada lebih dari 11.000 hektare lahan. Cairan ini bukan hanya untuk padi saja, melainkan bisa digunakan untuk berbagai sayur dan buah-buahan.

Cairan Biosaka ini diciptakan oleh petani asal Blitar bernama Muhamad Ansar dan sudah tercatat di Kemenkumham Nomor 000399067. Biosaka merupakan singkatan dari kata Bio simbol tumbuhan dan SAKA yang merupakan singkatan dari Selamatkan Alam Kembali ke Alam.

Advertisement

“Ini adalah bentuk upaya revitalisasi media tanam lahan pertanian. Dan menjadi referensi yang sangat bagus untuk bagaimana produksi pertanian bisa tetap terjaga, ketahanan padi terhadap serangan hama makin bagus, tapi revitalisasi lahan juga terbangun dengan pupuk non-kimiawi yang makin masif,” ujarnya.

Orang nomor satu di jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim itu pun optimistis pemanfaatan Biosaka ini dapat menjadi alternatif yang lebih ampuh dan murah untuk pertanian. “Kita tahu dunia sedang mengalami masalah pupuk sebab imbas perang Rusia Ukraina. Fosfat yang diimpor untuk pupuk kimia menjadi mahal. Maka ini menjadi kebutuhan mendasar bagaimana kita menciptakan pupuk non-kimiawi sendiri,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif