Jatim
Rabu, 4 November 2015 - 20:05 WIB

KEMARAU 2015 : Jelang Penghujan, Ribuan Pelajar Bojonegoro Salat Istiska

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peserta salat sunah Istiska di Bojonegoro. (JIBI/Solopos/Antara/Slamet Agus Sudarmojo)

Kemarau 2015 ditutup Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bojonegoro menggelar salat istiska yang mengerahkan siswa setempat.

Madiunpos.com, BOJONEGORO — Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bojonegoro di pengujung musim kemarau 2015 yang berkepanjangan akibat fenomena alam El Nino, Rabu (4/11/2015), mengerahkan pelajar melakukan salat istiska.

Advertisement

Ribuan pelajar dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 dan MAN 2, serta Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bojonegoro termasuk para guru mereka mengikuti salat sunah dua rakaat untuk memohon hujan yang digelar di lapangan sepak bola Desa Sukorejo, Kecamatan Kota. Tampak hadir juga jajaran muspika Kecamatan Kota dan jajaran perangkat desa setempat.

“Kami meminta kepada Allah SWT agar diturunkan hujan yang berkah yang tidak membawa bencana bagi masyarakat,” kata Kepala Kemenag Bojonegoro Munir, dalam sambutannya.

Media Pembelajaran
Ia juga menjelaskan pelaksanaan salat sunah istiska itu juga merupakan media pembelajaran bagi pelajar di jajaran kemenag. “Salat Istisqa yang kami gelar ini juga bisa menjadi media pembelajaran bagi pelajar dalam meminta hujan kepada Allah SWT,” katanya, menegaskan.

Advertisement

Sejumlah jemaah perempuan salat sunah istiska itu sempat pingsan ketika pelaksanaan salat berjalan pada rakaat pertama. “Ada 10 peserta perempuan salat istiska yang pingsan, karena kepanasan, dan belum sarapan pagi,” kata seorang petugas kesehatan dari MAN, Firza, seusai salat.

Menurut dia, peserta yang pingsan tersebut setelah diamankan di gedung pertemuan Balai Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, kemudian membaik lagi setelah memperoleh perawatan. “Sekarang yang pingsan kondisinya sudah membaik semua,” ucapnya, menegaskan.

Mundur Salar Zuhur
Sesuai rukun salat istiska, salat dua rakaat itu disertai khotbah oleh guru Agama MAN I Mundhori. Ritual itu diakhiri dengan salat Zuhur berjamaah. Namun sebagian jemaah tampak menepi seusai salat istiska karena terik mentari kemarau 2015 yang menyengat sehingga salat Zuhur hanya diikuti sebagian peserta.

Advertisement

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo, sebelumnya, menjelaskan daerahnya awal November 2015 ini sudah mulai memasuki musim penghujan. “Hujan sudah terjadi di sejumlah wilayah, bahkan disertai angin kencang seperti di Kecamatan Ngasem. Hanya saja hujan belum merata di seluruh wilayah Bojonegoro,” jelas dia.

Ia menyatakan sesuai perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, untuk Bojonegoro dan sekitarnya, akhir musim kemarau 2015 atau awal musim penghujan terjadi pada dasarian I sampai III November.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif