Jatim
Kamis, 17 September 2015 - 13:05 WIB

KEMARAU 2015 : Hidupkan Diesel, Petani Nglandung Rogoh Kocek Rp900.000 Semusim

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang petani Desa Nglandung, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jatim, Kabib, 37, berada di deretan gubuk berisi sumur bor dan mesin diesel, Rabu (16/9/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Kemarau 2015 membuat petani di Desa Nglandung, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim) harus menyediakan uang sedikitnya Rp900.000 untuk membeli solar sebagai bahan bakar mesin diesel penyedot air.

Madiunpos.com, MADIUN — Sejumlah petani di Desa Nglandung, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim) harus menyediakan uang sedikitnya Rp900.000 untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis solar selama tiga bulan atau satu musim panen pada musim kemarau 2015 ini.

Advertisement

Salah seorang petani di Desa Nglandung, Kabib, 37, mengatakan solar digunakan sebagai bahan bakar penggerak mesin diesel. Menurut dia, mesin diesel harus terus hidup untuk menyedot air tanah ke permukaan sawah. Selama musim kemarau 2015, Kabib menjelaskan, sawah di Nglandung tidak mendapat stok air dari saluran irigasi.

“Setiap lima hari sekali kami sedikitnya harus mengeluarkan uang Rp50.000 untuk membeli solar. Solar kami butuhkan untuk bahan bakar mesin diesel yang dihidupkan untuk menyedot air tanah selama tiga bulan atau semusim. Jadi sedikitnya Rp900.000 habis selama semusim,” kata Kabib kepada Madiunpos.com, Rabu (16/9/2015).

Sementara itu, petani Nglandung lainnya, Siswanto, 42, menilai modal yang harus dikeluarkan petani tergolong cukup banyak, salah satunya untuk menyediakan sarana penunjang berupa sumur dalam dan mesin diesel. Bukan hanya dalam penyediaan, menurut dia, petani juga harus mengeluarkan uang untuk merawat peralatan agar tidak cepat rusak.

Advertisement

“Kami berharap Pemkab Madiun bisa memberikan bantuan berupa mesin sedot air berukuran besar yang bisa digunakan banyak petani. Seandainya mampu, Pemkab Madiun diharapkan bisa membiayai operasional mesin tersebut. Modal yang banyak membuat kami khawatir tidak bisa menutup [modal], bahkan cebderung takut gagal jika tetap dalam kondisi seperti ini,” ujar Siswanto.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif