Jatim
Minggu, 9 April 2023 - 21:26 WIB

Kelompok Petani di Jember Sukses Ekspor Buah Organik dari Asia hingga Eropa

Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi kebun buah organik, pembibitan dan wisata edukasi di Dusun Rowotengu, Desa Sidomulyo, Kecamatan Semboro, Minggu (9/4/2023). (jatimprov.go.id)

Solopos.com, JEMBER — Sejumlah komoditas buah organik yang dikembangkan Asosiasi Mitra Tani Unggul di Kabupaten Jember, Jawa Timur, berhasil menembus pasar Asia dan Eropa. Sejumlah buah organik unggulan yang dikembangkan para petani ini seperti buah naga, jambu kristal, durian, alpukat, mangga, dan lainnya.

Asosiasi Mitra Tani Unggul ini mengembangkan pertanian buah organik di lahan seluas 3 hektare di Dusun Rowotengu, Desa Sidmoulyo, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember. Bukan hanya berhasil mengembangkan buah organik, tetapi petani di desa ini juga berhasil mengembangkan pembibitan dan wisata edukasi.

Advertisement

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengapresiasi kelompok tani yang diketuai Asroful Uswatun ini berhasil menembus pasar luar negeri, seperti belanda, Jerman, Italia, Rusia, Perancis, UK, Dubai, Singapura, dan Malaysia.

Selain berhasil menjual buah organik ke luar negeri, kelompok tani ini juga sukses memasok di Jakarta, Surabaya, Malang, Bali, Sorong, Biak, Jayapura, Merauke, dan Nabire.

Advertisement

Selain berhasil menjual buah organik ke luar negeri, kelompok tani ini juga sukses memasok di Jakarta, Surabaya, Malang, Bali, Sorong, Biak, Jayapura, Merauke, dan Nabire.

Komoditas buah organik yang dikembangkan kelompok tani ini adalah buah naga (merah, kuning Colombia, oranye, dan yellow giant), jambu kristal putih dan merah, alpukat, durian duri hitam, durian musang king, durian bawor, durian kanjau, mangga Garifta merah dan oranye, srikaya jumbo, manggis, dan nanas madu jumbo.

Khofifah mengapresiasi pengembangan pertanian organik yang dilakukan kelompok tani ini. Menurutnya, pertanian organik merupakan konsep pertanian ramah lingkungan, sebab menggunakan pengolahan tanah berkelanjutan dan menggunakan pupuk organik.

Advertisement

Menurut dia, sistem pertanian di kawasan ini mengutamakan penggunaan sumber daya alam secara bijaksana dan berkelanjutan. Selain itu juga meminimalisir penggunaan bahan kimia sintetik seperti pestisida dan pupuk buatan.

“Kalau pupuk organik itu lahannya terjaga bagus, ekosistemnya dan ekologinya juga sehat. Jadi semua aakn memberikan satu kekuatan daya dukung alam dan daya dukung lingkungan,” kata dia yang dilansir dari kominfo.jatimprov.go.id.

Lebih lanjut, Khofifah menyampaikan saat ini banyak negara-negara di dunia yang mensyaratkan ekspor buah menggunakan pupuk organik. Sehingga apa yang dilakukan para petani di kelompok ini diminati pasar luar negeri karena 100 persen menggunakan pupuk organik.

Advertisement

“Tadi ada buah naga dengan varietas unggul. Kemudian markisa varietas baru. Ada mangga bahkan durian black thorn. Artinya apa, tempat ini seklaigus menjadi pengembangan teknologi pertanian dan laboratorium untuk bisa mencari dan meng-exercise produk sehingga memberikan nilai tambah yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi,” jelas gubernur.

Ketua Asosiasi Petani Organik Mitra Tani Unggul Jember, Asroful Uswatun, menyampaikan pihaknya memiliki luas lahan sekitar 103,85 hektare dengan jenis usaha budidaya tanaman buah-buahan, penjualan bibit tanaman dan buah segar, sekaligus pembinaan dan konsultasi budidaya tanaman buah.

Dia menuturkan komoditas yang menjadi primadona adalah buah naga merah, alpukat miki, dan jambu dengan pendapatan per tahun sekitar Rp1 miliar hingga Rp2 miliar per tahun. Hal ini tergantung kondisi cuaca dan permintaan pasar.

Advertisement

“Di sini yang berkontribusi paling besar yaitu buah naga merah, alpukat miki, dan jambu. Buah naga merah saja saat panen raya bisa menghasilkan 120 sampai 200 ton. Alpukat miki satu biulan mencapao 25 ton dan alpukat aligator sebanyak 10 ton. Sedangkan jambu kristal putih 50 ton dan merah 2 ton. Semuanya kalau ditotal dalam satu tahun pendapatannya sekitar Rp1 miliar sampai Rp2 miliar,” terang dia.

Asosiasi ini beranggotakan 61 orang petani organik dari sejumlah daerah di Jember, Situbondo, Malang, Prbolinggo, dan Bondowoso. Jenis usaha yang dijalankan yaitu budidaya tanaman buah-buahan, penjualan bibit tanaman dan buah segar, dan pembinaan serta konsultasi budidaya tanaman buah.

Mengenai kapasitas produksi per tahunnya, yaitu buah naga merah 120 ton, buah naga putih 5 ton, buah naga oranye 500 kg, buah naga kuning Colombia 1 ton, buah naga yellow giant 500 kg. Kemudian jambu kristal putih 50 ton, jambu kristal merah 2 ton, alpukat miki 25 ton, alpukat aligator 10 ton, durian duri hitam 1 ton, durian mousang king 500 kg, durian kanjau 500 kg, dan durian bawor 1 ton.

Selanjutnya mangga garifta merah 10 ton, mangga garifta oranye 10 ton, srikaya jumbo 500 kg, manggis 50 ton, dan nanas madu jumbo 2,5 ton.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif