Jatim
Jumat, 9 September 2022 - 21:41 WIB

Kelebihan Beban, Dugaan Penyebab Jembatan Gantung di Probolinggo Putus

Newswire  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jembatan gantung yang putus akibat kelebihan beban di Desa Kregenan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (9/9/2022). ANTARA/HO-Diskominfo Kabupaten Probolinggo

Solopos.com, PROBOLINGGO — Puluhan siswa terjatuh ke sungai setelah jembatan gantung di Desa Kregenan, Probolinggo, Jawa Timur, putus, Jumat (9/9/2022). Diduga jembatan gantung tersebut putus karena kelebihan beban.

Kepala Dinas Pekerjana Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Probolinggo, Hengki Cahjo Saputra, mengatakan saat kejadian itu terjadi banyak siswa dari SMPN 1 Pajarakan sedang melakukan jalan santai melewati jembatan gantung itu. Sehingga diduga menyebabkan overload. Sehingga cantolan pemberat jembatan yang berada di ujung jembatan patah.

Advertisement

Jembatan gantung penghubung Dusun Kapasan, Desa Pajarakan Kulon di Kecamatan Pajarakan dengan Dusun Klompangan, Desa Kregenan di Kecamatan Kraksaan ambruk pada Jumat, sehingga menyebabkan 40 siswa dan satu guru jatuh ke sungai.

Dia kejadian itu, sebanyak 15 orang yang terdiri dari siswi dan guru sedang mendapatkan perawatan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan.

Advertisement

Dia kejadian itu, sebanyak 15 orang yang terdiri dari siswi dan guru sedang mendapatkan perawatan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan.

Baca Juga: Pemkab Probolinggo Tanggung Biaya Pengobatan Korban Jembatan Gantung Putus

“Ketika berada di atas jembatan, siswa yang melewati jembatan tersebut berkumpul serta menggoyang-goyangkan jembatan dan beban jembatan juga berlebihan,” kata dia, Jumat.

Advertisement

Jika beban 1,8 ton itu di tengah-tengah jaraknya dengan bentang 20 meter, kemudian 10 meter dibagi kanan kiri, maka hampir kurang lebih 3,6 ton dalam waktu bersamaan.

Baca Juga: Jembatan Gantung di Probolinggo Putus, 40 Siswa & 1 Guru Terjatuh ke Sungai

“Kalau itu ditambah dengan goyangan bisa-bisa bebannya 7 sampai 10 ton, makanya jembatan tidak mampu dan ambruk karena overload. Kalau jembatan gantung biasanya yang lewat berjalan statis, kalau diam tentunya menambah beban pada jembatan,” katanya.

Advertisement

Akibat ambruknya jembatan gantung tersebut, lanjut dia, kondisi jembatan di sisi timur sungai, pondasi dan balok poer serta pilon jatuh ke sungai, sedangkan sisi barat sungai, besi angker atau cantolan pemberat jembatan putus.

“Untuk penanganan sisi timur perlu dilakukan pembangunan kembali balok angker, pondasi dan pilon jembatan. Untuk sisi barat pembangunan kembali balok angker. Untuk kabel selling dan lantai jembatan juga perlu diperbarui,” ujarnya.

Baca Juga: Ada Surat Pernyataan Wali Santri saat Masuk Pondok Gontor, Ini Kata Kemenag

Advertisement

Ia menjelaskan penanganan masih dilakukan asesmen di lapangan oleh Dinas PUPR dan untuk pembenahan nanti masih dirapatkan dengan BPBD Kabupaten Probolinggo karena bencana tupoksinya BPBD.

“Harapannya dalam waktu dekat sudah bisa dilakukan pembenahan untuk penggantian jembatan gantung dan mudah-mudahan dari hasil rakor itu bisa menggunakan dana BTT [Belanja Tidak Terduga] dalam waktu dekat untuk dilakukan perbaikan,” katanya.

Hengky mengatakan pihaknya akan melakukan asessmen untuk jembatan-jembatan gantung yang lain yang ada di Kabupaten Probolinggo dan apabila memang dari asessmen terdeteksi awal harus ada perbaikan, maka akan segera dilakukan perbaikan agar tidak terjadi kejadian serupa di Desa Kregenan.

“Saya imbau kepada masyarakat jika melewati jembatan gantung maka harus berjalan dan jangan berhenti atau diam, apalagi sambil digoyang-goyangkan karena hal itu sangat berbahaya sekali,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif