Jatim
Sabtu, 25 Juni 2022 - 11:30 WIB

Kebutuhan Energi di KEK Gresik Besar. Bagaimana Pemenuhannya?

Bayu Jatmiko Adi  /  Rudi Hartono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Truk melintas di pintu utama Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE di Gresik, Rabu (22/6/2022).

Solopos.com, GRESIK—Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, dalam beroperasional memerlukan sumber energi yang besar untuk mendukung kegiatan industri di kawasan tersebut.

PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS) sebagai pengelola KEK berupaya memenuhi kebutuhan energi dengan menggunakan sejumlah sumber energi, termasuk melalui energi baru terbarukan (EBT) dan gas.

Advertisement

Operations Director PT BKMS, Naresh Anchalia, mengatakan KEK Gresik menjadi kawasan industri, khususnya untuk teknologi dan inovasi. Terkait kebutuhan energi, sesuai master plan, akan membutuhkan energi untuk listrik sekitar 1 GW hingga 1,5 GW.

“Sementara, kami masih di tahap pertama. Tahap pertama kebutuhannya sekitar 500 MW,” kata dia saat ditemui Tim Ekspedisi Energi 2022 wilayah timur di kantornya, Rabu (22/6/2022).
Dia mengatakan sejak 2017, KEK Gresik telah memiliki Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (UPTL). “Sekarang kami sedang kerja sama dengan PLN mau tambah sekitar 170 MW, khususnya untuk copper smelter,” lanjut dia.

Advertisement

“Sementara, kami masih di tahap pertama. Tahap pertama kebutuhannya sekitar 500 MW,” kata dia saat ditemui Tim Ekspedisi Energi 2022 wilayah timur di kantornya, Rabu (22/6/2022).
Dia mengatakan sejak 2017, KEK Gresik telah memiliki Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (UPTL). “Sekarang kami sedang kerja sama dengan PLN mau tambah sekitar 170 MW, khususnya untuk copper smelter,” lanjut dia.

Di luar itu, KEK Gresik juga telah mengembangkan EBT. “Ada kewajiban dari 2023, porsi EBT sekitar 13% dari saluran listrik yang ada. Itu kami sedang mengembangkan PLTS [pembangkit listrik tenaga surya]. Sudah dipasang sekitar 0,5 MW dan dan sudah beroperasi dari tahun kemarin [2021] pada November. Rencana mau tambah sampai 50 MW dalam lima tahun ke depan. Jadi, sampai 2031 kami rencana sampai 300 MW [dari] PLTS,” jelas dia.

Baca Juga: Bahlil: RI Tak Akan Ekspor Energi Baru Terbarukan

Advertisement

Bukan hanya dari PLTS, ke depan di lokasi itu juga akan pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU). Hal ini untuk memenuhi kebutuhan tenant yang membutuhkan energi dari gas.

“Di luar listrik kami akan salurkan gas melalui pipa ke semua tenant yang butuh gas. Freeport [PT Freeport Indonesia] pun perlu gas, bukan untuk pembangkit namun untuk smelter,” kata dia.

Baca Juga: Mengenal Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Lokasi Gelaran MotoGP

Advertisement

PT Freeport Indonesia merupakan salah satu perusahaan besar yang menjadi tenant di KEK Gresik. Namun, saat ini masih proses pembangunan konstruksi.
Volume gas yang akan disalurkan di KEK Gresik nantinya menyesuaikan dengan kebutuhan industri yang ada di dalam KEK Gresik. Menurut Naresh, pemenuhan gas tersebut akan dikerjasamakan dengan Perusahaan Gas Negara.

Dia memastikan KEK Gresik atau JIIPE siap memenuhi kebutuhan energi dalam mendukung operasional tenant. KEK Gresik juga siap bekerja sama dengan PLN dalam pemenuhan daya listrik.

KEK Gresik merupakan destinasi terakhir yang dikunjungi Tim Ekspedisi Energi 2022 wilayah timur. Ekspedisi Energi 2022 merupakan program yang digelar Solopos Media Group (SMG) yang didukung PT Adaro Energy Indonesia Tbk, SUN Energy, PT SHA Solo, Pertamina Patra Niaga, PT Geo Dipa Energi, Hyundai, PT Pertamina EP Asset 4 Poleng Field, PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO), Pembangkitan Jawa Bali (PJB), SKK Migas, dan Dinas ESDM Jawa Tengah.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif