SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemadaman kebakaran (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Kebakaran Bojonegoro kadang-kadang dilaporkan orang iseng, sehingga BPBD Bojonegoro mengoperasikan mesin pencatat penelepon kebakaran.

Madiunpos.com, BOJONEGORO — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur melengkapi nomor telepon 113 yang menerima laporan kebakaran dengan mesin pencatat nomor penelepon sebagai usaha menghindari laporan palsu kebakaran.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Pemasangan mesin pencatat nomor telepon penelepon di nomor 113 kami lakukan, sejak tiga bulan lalu,” kata Sekretaris BPBD Bojonegoro Nadif Ulfia, di Bojonegoro, Senin (16/11/2015).

Dengan demikian, katanya, kalau ada telepon masuk ke nomor telepon 113 yang melaporkan kejadian kebakaran bisa diketahui nomor teleponnya, baik dari telepon selular, telepon rumah atau telepon umum. “Kalau memang penelepon ada kesengajaan melaporkan kejadian kebakaran bohong, ya, kami laporkan ke polisi,” ucapnya menegaskan.

Hanya saja, imbuhnya, setelah nomor telepon 113 dilengkapi dengan mesin pencatat nomor telepon penelepon, sampai hari ini belum pernah ada berita laporan bohong tentang kebakaran yang masuk. Diakuinya, BPBD sebelumnya acap kali menerima laporan kebakaran bohong yang dilaporkan masyarakat melalui telepon 113.

Dua Kali Sehari
Ia mencontohkan BPBD dalam sehari pada 22 Agustus, pernah dua kali menerima laporan palsu kebakaran yang masuk melalui telepon 113. Yang pertama, katanya, petugas pemadam kebakaran menerima kabar melalui telepon ada kebakaran di kampung ternak di Desa Sukowati, Kecamatan Kapas.

Petugas penerima telepon di BPBD Nojonegoro juga  menerima kabar informasi kebakaran melalui telepon yang isinya gedung SMPN 4 di Desa Campurejo, Kecamatan Kota, terbakar. “Petugas pemadam kebakaran yang datang lengkap dengan mobil pemadam kebakaran di dua lokasi itu tidak menjumpai terjadi kebakaran,” ucapnya.

Rugu Rp16,5 Miliar
Ia mengaku tidak tahu pasti motivasi penelepon yang melaporkan kebakaran bohong melalui telepon 113. “Walau iseng tetap saja merugikan, karena kami selalu menanggapi telepon yang masuk terkait kebakaran,” tandasnya.

Data di BPBD setempat, sejak 1 Januari sampai 16 November telah terjadi 68 kejadian kebakaran bangunan, antara lain, pemukiman warga, gudang, warung, di 59 desa yang tersebar di 22 kecamatan. Selain itu, juga telah terjadi 25 kejadian kebakaran lahan di 19 desa yang tersebar di 13 kecamatan. Dalam kejadian kebakaran bangunan dan lahan itu, mengakibatkan kerugian mencapai Rp16,491 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya