SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Kasus suap SMA 15 Surabaya mencoreng jagad pendidikan. Usai aparat polisi menangkap basah Wakil Kepala SMA 15 Surabaya, Nanang, sang Kepala SMA 15 justru tiba-tiba menghilang dari ruangannya.

Madiunpos.com, SURABAYA—Nanang ditangkap basah oleh aparat Polrestabes Surabaya, Jumat (2/1/2015) dalam sebuah skenario yang disusun matang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Penangkapan Nanang tak terlepas dari kegigihan wali murid, Mayor (Mar) Sidik bersama anggota DPRD Surabaya untuk terus membuntuti dan menyamar.
Tentu saja, aksi mereka diback-up penuh oleh anggota Intel Polrestabes Surabaya.

Awalnya, salah satu anggota DPRD masuk lebih dulu dengan berpura-pura akan mutasi anaknya ke SMA 15. Namun, penyamarannya tak berhasil lantaran kurang matang.

Skenario dilanjutkan kedua. Mayor Sidik langsung masuk ke SMA 15 sendirian. Tanpa banyak omong, Mayor Sidik bicara kepada Wakasek, Nanang bahwa dirinya hanya memiliki uang Rp3 juta. Namun oleh Nanang diminta untuk menggenapinya Rp5 juta lantaran deal-nya Rp25 juta.

“Begitu uangnya Rp3 juta diserahkan oleh pelapor dan sudah diterima oleh wakasek, pelapor langsung menghubungi saya,” jelas Baktiono.

Dalam sekejap, Baktiono bersama anggota kepolisian merangsek masuk ke ruangan Nanang. Wakasek itu terdiam dan tak bisa mengelak. Ia pun digelandang ke Polrestabes Surabaya bersama barang buktinya.

Namun, Kasek yang sebelumnya ada di ruangan sekolah, spontan raib dari ruangannya. Aparat mencari di beberapa ruangan juga tidak ada. Namun mobilnya masih terlihat di halaman sekolah. Tanpa menunggu kasek yang tidak tahu keberadaanya, polisi langsung membawa wakasek ke Polrestabes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya