SOLOPOS.COM - Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas. (Liputan6.com)

Solopos.com, PONOROGO — Dunia pendidikan pesantren kembali menjadi sorotan setelah peristiwa penganiayaan yang terjadi di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo. Meski demikian, Kementerian Agama tidak bisa terlalu dalam mengintervensi langsung ke pondok pesantren.

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengakui Kemenag tidak bisa mengintervensi langsung ke pondok pesantren karena lembaga pendidikan berbasis asrama itu bersifat independen dan tidak menjadi bagian dalam struktur di Kemenag.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Menurut dia, Kemenag hanya bisa sebatas melakukan pendekatan dan sosialisasi terhadap lembaga pendidikan tersebut untuk berbenah.

“Kami akan terus melakukan pendekatan, sosialiasi, atau apa pun judulnya, kepada lembaga pendidikan ini supaya ada penekanan terhadap pengasuhan, karena kalau tidak, kejadian ini akan terus berulang,” jelas dia di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Baca Juga: Penetapan Tersangka Penganiayaan Santri Pondok Gontor Tunggu Hasil Autopsi

Yaqut menyampaikan lembaga pendidikan berbasis agama Islam seperti pondok pesantren masih memerlukan pengasuhan yang tidak hanya sekadar dididik dan dititipkan. Melainka juga harus diasuh. Hal ini karena orang tua dari para peserta didik tidak berada di sekitar santri setiap hari.

“Yang kami lihat, yang kurang dari pendidikan berbasis asrama seperti pesantren atau boarding school lainnya adalah pola pengasuhan,” ujar Menag.

Atas permasalahan itu, Kementerian Agama terus melakukan pendekatan dan sosialisasi terhdap lembaga pendidikan berbasis asrama agar kekerasan dan pelecehan seksual tidak terjadi di lingkungan sekolah.

Kasus kekerasan dan perundungan hingga pelecehan seksual kerap terjadi di pondok pesantren.

Baca Juga: Keluarga Setuju, Autopsi Jenazah Santri Pondok Gontor Dilakukan Kamis

Sebelumnya, yang mengagetkan publik, pemilik Pondok Tahfiz Al-Ikhlas, Yayasan Manarul Huda Antapani, dan Madani Boarding School Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat, Herry Wirawan, memperkosa belasan santriwati di berbagai tempat, salah satunya Pesantren Tahfidz Madani, rumah tempat korban belajar dan menghapal Al-Quran.

Kemudian yang terbaru, seorang siswa Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor asal Palembang berinisial AM (17) meninggal dunia setelah mengalami penganiayaan. Pihak Ponpes Gontor, Selasa (6/9/2022), mengakui adanya dugaan penganiayaan terhadap santri AM (17) oleh sesama santri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya