SOLOPOS.COM - Manajer Humas PT KAI Daops 7 Madiun, Eko Budianta. (JIBI/Solopos/Aries Susanto)

Karyawan PT KAI yang jumlahnya mencapai ratusan ribu bekerja dalam aturan jam yang sangat dispilin.

Madiunpos.com, KOTA MADIUN – Sosok lelaki ini sudah sangat akrab dengan wartawan. Sebab, pengabdiannya selama ini memang berkecimpung sebagai juru laden para jurnalis.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dialah Eko Budianta, Manajer Humas PT KAI Daops 7 Madiun. Bapak tiga putera ini, Selasa (7/4/2015) lalu baru saja menginjakkan kaki di Kantor PT KAI Madiun setelah menerima sepucuk surat dari atasannya. Isinya, dia didaulat menjadi kepala urusan pemberitaan di Kota Madiun dan wilayah operasionalnya.

“Baru hari ini, saya masuk kantor pertama kali di Madiun. SK datang kemarin Senin (6/4/2015), selasa sudah harus berkerja,” ujar Eko saat berbincang dengan Madiun Pos di ruang kerjanya, Selasa (7/4/2015).

Sebelum dipercayai bertugas di Madiun, Eko secara berturut-turut ditugaskan di Kantor PT KAI Pusat Bandung, Semarang, Cirebon, Jogja. Di Cirebon, ia malah hanya bertugas dalam waktu tuga bulan.

“Pokoknya harus siap kapan pun. Kerja di PT KAI itu mirip militer,” kelakarnya.

Guyonoan Eko itu memang cukup beralasan. Lihat saja, ketika musim Lebaran tiba, atau Natal dan Tahun Baru, karyawan yang memiliki hak cuti saat itu, terpaksa mengalah dan menunda cutinya. Semua itu, demi pelayanan kepada masyarakat.

“Bayangkan, kalau karyawan cuti pas hari Lebaran, Natal, dan Tahun Baru, apa jadinya perjalanan kereta,” paparnya.

Ritme kerja yang cukup dinamis itu berlaku bagi semua karyawan dari level bawah sampai pimpinan. Menurut Eko, sistem kerja itu membuat tubuh PT KAI selalu segar, inovatif, dan tak menjemukan.

“Ya, risikonya memang kita harus siap meninggalkan anak dan istri. Dua pekan sekali saya jenguk anak-istri di rumah,” ujar warga Jogja ini.

Eko memang cukup matang di dunia kehumasan. Baginya, wartawan adalah mitra kerjanya. Jangan heran, jika ponsel lelaki berusia 50-an tahun ini kerap berdering lantaran banyak wartawan yang selalu “mengusiknya”. Mulai yang meminta informasi atau sekadar meminta konfirmasi.

“Saya kerap diminta teman-teman wartawan TV untuk bikin gambar agar beritanya bisa tayang. Saya sangat senang bisa membantu wartawan, begitu pun sebaliknya,” terangnya.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya