SOLOPOS.COM - Ilustrasi mahasiswa

Kampus Kediri, salah satunya adalah Universitas Nusantara IKIP PGRI (UNP) Kediri tengah dilanda masalah. Mahasiswanya pun galau.

Madiunpos.com, KEDIRI – Para mahasiswa Universitas Nusantara IKIP PGRI (UNP) Kediri sedang galau. Penyebabnya, kampus mereka berstatus tidak aktif di website Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI) Dirjen Pendidikan Tinggi Indonesia.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dengan status tersebut secara otomatis berarti segala hal yang berhubungan dengan Dirjen Pendidikan Tinggi tidak sah, seperti ijazah mahasiswa, pemberian bantuan dan Pembinaan dari Pihak Dikti.

 

“Saya kaget, kecewa dan khawatir. Apalagi saya sudah memikirkan skripsi dan tugas akhir, kami khawatir dengan ijazah kami kelak jika tidak segera diurus oleh kampus,” ujar Dicky Dharmawan, salah satu mahasiswa semester 8 jurusan Pendidikan Jasmani, Selasa (28/4/2015).

 

Hingga beruta ini diturunkan, pihak rektorat, termasuk Rektor UNP Samari tidak bisa ditemui. “Maaf rektor sedang rapat, lain kali saja kalau mau menemui silakan koordinasi lebih dahulu” ujar salah seorang karyawan UNP.

 

Namun Ketua Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi-PGRI Kediri (YPLP PT-PGRI Kediri), Profesor Sugiono bersedia dimintai konfirmasi.

 

Menurut Sugiono, permasalahan sebenarnya adalah karena adanya kesalahan database dari pihak Dikti yaitu rasio antara dosen dan mahasiswa yang terlalu tinggi di Dirjen Pendidikan Tinggi.

 

Di dalam database Dikti, UNP mempunyai 25 ribu mahasiswa dan 250 dosen pengajar sehingga rasionya adalah 1:100. Itu berarti bahwa 1 dosen mengajar 100 mahasiswa. Padahal menurut yayasan, mahasiswa UNP Kediri hanya 12 ribu mahasiswa dan dosen pengajar 300 orang.

Sugiono mengatakan, data yang dimiliki Dikti begitu besar dalam jumlah mahasiswa karena nama mahasiswa yang sudah lulus masih dicantumkan. Untuk itu pihak Universitas segera akan melakukan pendataan ulang terkait jumlah mahasiswa dan melakukan penambahan jumlah dosen sebanyak 100 orang lagi sekaligus melakukan seleksi penerimaan mahasiswa secara ketat. Sehingga jumlahnya tidak terlalu banyak pada periode selanjutnya.

 

“Sebenarnya ini hanya kesalahan database saja. Menurut pihak rektor, permasalahan ini akan selesai seminggu ini,” jelas pria yang juga mengajar mata kuliah statistik di perguruan tinggi ini.

 

Ke depannya, kata Sugiono, pihak yayasan akan terus berkoordinasi dengan universitas agar selalu melaporkan kepada kopertais terkait jumlah mahasiswa dan dosen pengajar UNP Kediri, sehingga tidak akan lagi ada kesalahan seperti ini.

 

“Saya harap mahasiwa bisa tenang dan tak perlu khawatir dengan hal ini, karena semuanya akan selesai,” pungkas Sugiono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya