Jatim
Senin, 2 November 2015 - 20:05 WIB

KABAR DUKA : Sartono Tiada, Guru Silih Berganti ke Rumah Duka

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Istri Sartono, Ignatia Damijati, 65, berbincang dengan pelayat di rumahnya, Jl. Halmahera, Keluragan Oro-oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim), Senin (2/11/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Kabar duka datang dari mantan guru seni musik SMP Katolik Santo Bernardus Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim), Sartono, 79, yang dikenal sebagai pencipta lagu Hymne Guru: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.

Madiunpos.com, MADIUN – Sebagian besar pelayat yang berkunjung ke rumah duka pencipta lagu Hymne Guru: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa pada tahun 1980-an, Sartono, 79, berasal dari kalangan guru atau tenaga pendidik.

Advertisement

“Sejak dirawat di RSUD Kota Madiun, Bapak [Sartono] memang sudah sering dijenguk bapak ibu guru dari berbagai sekolah. Begitu juga setelah Bapak meninggal [Minggu, 1/11/2015]. Sebagian besar yang datang ke rumah adalah bapak ibu guru dan pejabat dinas pendidikan,” kata keponakan Sartono, Dwi Utomo, kepada Madiunpos.com, Senin (2/11/2015).

Dwi Utomo mengatakan pelayat dari kalangan guru datang ke rumah duka untuk mengucapkan turut berbelasungkawa atas kematian Sartono. Para pelayat tersebut, lanjut dia, lebih sering langsung diterima atau ditemui istri Sartono, Ignatia Damijati, 65.

Advertisement

Dwi Utomo mengatakan pelayat dari kalangan guru datang ke rumah duka untuk mengucapkan turut berbelasungkawa atas kematian Sartono. Para pelayat tersebut, lanjut dia, lebih sering langsung diterima atau ditemui istri Sartono, Ignatia Damijati, 65.

Dwi Utomo mengataka para pelayat juga kerap bercerita pengalaman saat bertemu dengan Sartono. “Mereka [pelayat dari kalangan guru] bercerita pernah bertemu dengan Bapak. Selain itu, mereka juga bertanya ke Ibu [Damijati] terkait perjuangan bapak. Ya, dunia mereka [pelayat dari kalangan guru] kan sangat dekat dengan Bapak yang punya andil dengan membuahkan karya lagu Hymne Guru,” jelas Dwi Utomo.

Pantauan Madiunpos.com di rumah duka, Senin pagi hingga siang, pelayat dengan mengenakan seragam krem khas pegawai negeri sipil (PNS) silih berganti memenuhi ruang tamu rumah Sartono. Sambil duduk lesehan di tikar atau karpet, mereka berbincang dengan Damijati yang duduk di kursi plastik.

Advertisement

Dia enggan beristirahat apabila ada tamu yang datang ke rumahnya. Damijati senang banyak tamu yang datang ke rumahnya karena menjadi bukti bahwa suaminya benar-benar dihargai. Damijati mengatu telah ikhlas dengan kepergian Sartono.

“Saya sudah ikhlas. Sudah mempersiapkan hati, pikiran, dan raga saat Bapak mulai dalam kondisi tubuh tidak sehat dan harus dibawa ke rumah sakit. Semoga Bapak hidup bahagia di alam sana,” kata Damijati.

Diberitakan Madiunpos.com sebelumnya, setelah tiga hari koma di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Madiun, Sartono meninggal dunia, Minggu (1/22/2015) pukul 12.50 WIB. Sartono yang bertempat tinggal di Jl. Halmahera No. 98, Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun meninggal dunia setelah dirawat intensif untuk komplikasi penyakit yang dideritanya.

Advertisement

 

KLIK DI SINI untuk Kisah Lain Sartono
 Kisah Haru Ide Lagu Himne Guru
– Motor Tua Pencipta Himne Guru
– Rela Jual Baju Bekas demi Berkarya
– Guru Sejahtera, Lirik Diminta Diubah 
– Melarat Sampai Tak Punya Alat Musik
– Hari-Hari Senja Pencipta Himne Guru
– Sering Mengulang Pembicaraan, Mengapa?
– Belum Punya Momongan, Ini Penjelasan Istri
– Idolakan Titik Puspa dan Waldjinah
– Tiada setelah 3 Hari Koma
Duka di ICU Pencipta Hymne Guru
Hari-Hari Akhir Pencipta Lagu Hymne Guru
– Warga Madiun Nyanyikan Hymne Guru
Begini Gubah Paksa Lirik Hymne Guru 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif