Jatim
Senin, 24 Juli 2023 - 21:39 WIB

Jos! Kecamatan di Ngawi Ini Jadi Penyangga Lumbung Pangan saat Terjadi El Nino

Newswire  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi lahan padi (freepik)

Solopos.com, NGAWI — Kabupaten Ngawi selama ini dikenal sebagai daerah yang menjadi lumbung padi Jawa Timur maupun nasional. Atas potensi yang melimpah tersebut, Ngawi saat ini ditunjuk menjadi salah satu daerah di Jatim yang dipersiapkan sebagai daerah penyangga lumbung pangan jika fenomena alam El Nino melanda Indonesia pada musim kemarau 2023.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan Kecamatan Genang akan dipersiapkan untuk menjadi penyangga saat terjadi bencana El Nino pada tahun ini. Lahan persawahan seluas 1.000 hektare di Geneng akan dioptimalkan untuk pertanian mulai Agustus 2023.

Advertisement

Menurut dia, upaya persiapan tersebut dilakukan dengan memberikan bantuan benih, pupuk organik, dan alat serta mesin pertanian (alsintan) modern. Dengan bantuan tersebut diharapakan hasil produksi padia semakin meningkat. Petani juga mendapatkan bantuan KUR, sehingga dapat berproduksi dengan bunga rendah.

Sesuai data, panen petani daerah setempat bisa menghasilkan gabah hingga 8 ton per hektare. Hasil tersebut di atas normal yang hanya sekitar 6 hingga 7 ton per hektare.

Advertisement

Sesuai data, panen petani daerah setempat bisa menghasilkan gabah hingga 8 ton per hektare. Hasil tersebut di atas normal yang hanya sekitar 6 hingga 7 ton per hektare.

“Dengan melihat hasil panen seperti ini, maka daya tahan Ngawi pasti bisa berkontribusi untuk kepentingan Jatim dan nasional,” kata Mentan saat melakukan panen padi di Desa Kresikan, Kecamtan Geneng, Kabupaten Ngawi, Senin (24/7/2023).

Pihaknya juga meminta kepala daerah serta forkopimda setempat ikut turun tangan dalam mengawasi persiapan tersebut, sehingga penyediaan daerah lumbung pangan dapat maksimal.

Advertisement

Kemudian, daerah yang pas-pasan airnya, yakni daerah yang memerlukan intervensi teknologi dan mekanisasi varietas untuk mendukung kegiatan pertanian, serta yang terakhir adalah daerah merah.

“Daerah merah inilah yang perlu kita persiapkan lumbungnya, karena tidak memiliki suplai air,” katanya yang dikutip dari Antara.

Selain mitigasi, upaya adaptasi terhadap fenomena El Nino merupakan upaya yang penting dalam kegiatan budi daya pertanian. Bagi wilayah-wilayah yang masih memiliki ketersediaan air yang cukup untuk kegiatan budi daya, disarankan melakukan percepatan tanam.

Advertisement

Efisiensi, efektivitas, dan optimalisasi serta antisipatif terhadap pemakaian air merupakan kunci keberhasilan budi daya pada saat El Nino. Selain itu, upaya adaptasi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan varietas benih yang toleran terhadap kekeringan.

Peran pemerintah sebagai regulator kebijakan juga akan menjadi penentu keberhasilan sektor pertanian menghadapi El Nino. Dengan para penyuluh pertanian yang ada di lapangan menjadi garda terdepan bersama petani dalam menjaga ketersediaan pangan nasional melalui produksi domestik dan menjaga kontribusi sektor pertanian dalam perekonomian.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif