Jatim
Sabtu, 11 Maret 2023 - 22:51 WIB

Jokowi Akui Pemerintah Sulit Menyeimbangkan Harga Gabah saat Panen Raya

Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi bersama Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono saat memberikan keterangan kepada wartawan seusai meninjau panen raya di Desa Kartoharjo, Kecamatan Ngawi, Sabtu (11/3/2023). (Istimewa/Kementan)

Solopos.com, NGAWI — Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui pemerintah kesulitan untuk menyeimbangkan harga gabah pada saat musim panen raya terjadi.

Jokowi menuturkan saat ini di Indonesia sedang berlangsung panen raya di berbagai daerah. Kondisi ini membuat pemerintah harus terus melakukan pemantauan harga utamanya harga gabah dan beras. Presiden meminta harga yang diterima petani tidak boleh lebih kecil dari cost produksi yang dikeluarkan. Sehingga petani bisa mendapatkan keuntungan.

Advertisement

“Ini panen raya kalau enggak dijaga harganya pasti jatuh baik gabahnya maupun berasnya. Yang sulit bagi pemerintah itu menyeimbangkan harga gabah. Di petani wajar. Petani dapat keuntungan. Harga di pedangan wajar, artinya dapat keuntungan. Harga di tingkat konsumen juga wajar. Mencari keseimbangan itu yang tidak gampang,” kata Jokowi seusai mengikuti panen raya Nusantara 1 juta hektare di Desa Kartoharjo, Kecamatan Ngawi, Sabtu (11/3/2023).

Hasil panen padi di berbagai daerah, kata dia, memang bervariasi dan tidak bisa disamaratakan. Seperti di Ngawi, ada yang hasil panennya mencapai 8 ton hingga 10,5 ton per hektare.

“Kemarin di Kebumen, hasil panen lima setengah sampai enam ton per hektare. Saya lihat memang ada perbedaan terutama di produktivitas per hektare,” katanya.

Advertisement

Presiden mengajak kepada seluruh petani yang telah memanen sawahnya untuk segera melakukan olah tanam lagi. Hal ini bertujuan untuk memanfaatkan ketersediaan air dari musim penghujan. Sehingga petani tidak perlu bingung lagi kebutuhan air.

“Karena ini airnya masih ada hujan, setelah dipanen jangan diberi jeda. Langsung diolah lagi. Tanam lagi. Karena ini airnya masih ada,” ujar dia.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menambahkan pihaknya berupaya meningkatkan produksi beras. Dengan produksi yang semakin meningkat, diharapkan ketersediaan pangan akan terjaga dan terpenuhi.

Advertisement

“Apa yang dilakukan di Ngawi ini, produksi padinya jauh lebih tinggi dibanding daerah lain yakni mencapai 8 ton per hektare. Padahal ini bukan sawah irigasi, tetapi menggunakan pompa air. Tapi perlakuannya oleh petani cukup baik,” katanya.

Ketua Kelompok Tani Pangkurasi Desa Kartoharjo, Karni, mengatakan saat ini harga gabah dengan panen manual berkisar Rp4.700-Rp4.900 per kilogram. Sedangkan harga gabah dengan mesin combine berkisar Rp5.000 sampai Rp5.500 per kilogram.

“Kita bersyukur harga gabah kali ini lebih tinggi dari panen sebelumnya,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif