SOLOPOS.COM - Jembatan ambrol (detik.com)

Jembatan Ngawi ambrol gara-gara warga mencoba menghemat biaya.

Solopos.com, NGAWI — Ambrolnya jembatan penghubung antardesa yang belum selesai dibangun di wilayah Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Kamis (4/6/2015), melukai tiga pekerja yang sedang bekerja. Seorang korban terpaksa dirujuk ke Solo karena beratnya luka yang diderita.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Seperti diberitakan Madiunpos.com, jembatan yang ambrol tersebut merupakan jembatan penghubung antara Desa Gendingan dengan Desa Kayutrejo, Kecamatan Widodaren. Ketiga korban pekerja yang terluka itu adalah Suwardi, Suharno, dan Suratmin.

Dari ketiga pekerja tersebut, hanya Suratmin yang menjalani rawat jalan karena luka ringan setelah sempat mendapatkan perawatan di Puskemsas Widodaren. Sedangkan, Suharno, dirawat inap di Puskemas Widodaren. Sementara itu, Suwardi justru harus dirujuk ke rumah sakit di Solo, Jawa Tengah karena luka berat pada bagian kepala.

Salah seorang korban, Suharno, mengatakan kejadian jembatan roboh itu terjadi saat ia dan kedua rekannya sedang meratakan adonan semen di tengah jembatan sepanjang 30 meter tersebut. “Saat sedang bekerja, tiba-tiba jembatan patah dan roboh. Kami bersamaan dengan reruntuhan materail terjatuh ke bawah jembatan hingga sedalam 15 meter,” kata Suharno.

Bermaksud Berhemat
Salah seorang warga setempat, Anang, mengatakan, sesaat sebelum kejadian, sudah ada tanda-tanda jembatan patah. Karena itu pengerjaan jembatan yang dilakukan secara gotong royong tersebut sempat dihentikan.

“Sudah dihentikan pembangunannya. Warga juga berencana hendak memasang bambu untuk penyangga. Sayangnya, sebelum bambu dipasang ada tiga orang yang berada di jembatan untuk meratakan semen dan tiba-tiba jembatan roboh,” jelasnya.

Jembatan tersebut merupakan jembatan yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat. Dana yang digunakan untuk membangun jembatan tersebut mencapai Rp250 juta.

Robohnya jembatan tersebut diduga akibat salah perencanaan. Sebelumnya, sempat terjadi pergantian master plan dari awalnya ada tiang penyangga menjadi tidak ada tiang. Warga Desa Kayutrejo yang juga sebagai donatur pembangunan jembatan, Yusuf, mengatakan pergantian perencanaan tersebut dilakukan atas kesepakatan warga desa setempat.

“Hal itu dilakukan untuk menghemat biaya pembangunan, mengingat minimnya anggaran bantuan yang diperoleh warga desa setempat,” kata Yusuf. Hingga kini, penyebab pasti robohnya jembatan tersebut masih dalam penyelidikan instansi terkait.

 

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya