SOLOPOS.COM - Uji beban jembatan kaca Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Kamis (15/12/2022). (ANTARA/HO-Diskominfo Kabupaten Probolinggo)

Solopos.com, PROBOLINGGO — Jembatan kaca Gunung Bromo di Seruni Point yang ada di Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, telah menjalani uji beban (loading test). Uji beban ini dilakukan untuk menjamin keamanan dan memberikan jaminan keselamatan bagi wisatawan.

Hasil uji beban ini akan dievaluasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Hasil pengujian beban Jembatan Kaca Seruni Point akan dievaluasi oleh Tim Pejabat Pembuat Komitmen [PPK] Kementerian PUPR dan itu membutuhkan proses yang cukup lama,” kata Kepala Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS) Fahmi Aldiamar dalam keterangan tertulis, Jumat (16/12/2022).

Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian PUPR melakukan uji beban jembatan kaca Seruni Point di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Kamis (15/12/2022).

Pengujian beban itu dilakukan untuk menjamin keamanan dan memberikan jaminan keselamatan bagi wisatawan saat diresmikan dan beroperasi nantinya.

Baca Juga: Kalender Wisata Jatim 2023 Diluncurkan, Ada 254 Event Menarik

Pengujian beban tersebut disaksikan oleh perwakilan Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Probolinggo dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Probolinggo.

Dalam uji beban itu, tim BGTS hanya menggunakan total beban sebesar 7 ton atau setara 100 orang dan berat tersebut hanya 10 persen dari desain daya tahan pada jembatan kaca. Selain itu, juga ada lima siklus pengujian dengan berat beban yang beberapa kali dilakukan.

“Siklus dalam melakukan uji beban jembatan kaca, pertama dilakukan dengan berat beban 0 persen. Kedua, pengujian dengan menggunakan berat beban 50 persen dan ketiga, dilakukan pengujian dengan berat beban 100 persen,” tuturnya.

Selanjutnya, pengujian dengan berat beban kembali pada 50 persen dan yang terakhir pengujian dengan berat beban 0 persen.

Baca Juga: Bejat! Siswi SMP di Malang Diperkosa Tetangganya saat Pulang Sekolah

Selain mengukur displacement menggunakan Total Station, uji beban juga mengukur performa kabel-kabel baja penopang dan frame baja jembatan yang dibangun melintasi jurang sedalam 80 meter itu.

Untuk frekuensi struktur dan regangan kabel, lanjut dia, BGTS menggunakan alat accelerometer dan strain gauge untuk melihat regangan frame baja.

“Jadi, semakin kecil angka microstrain yang didapat akan semakin bagus. Beberapa instrumen untuk mendapatkan data performa struktur dan kawat-kawat baja pada jembatan selebar 1,8 meter dan 3 meter,” katanya.

Dia menuturkan alat yang digunakan beurpa Instrumen Total Station untuk mengukur displacement atau pergeseran titik ukur saat jembatan dilewati beban manusia. Demi kemanan, uji beban jembatan kaca itu menggunakan karung berisi pasir alih-alih menggunakan beban manusia.

Baca Juga: Viral Kloset Tanpa Sekat di Gedung MCC, Pemkot Malang Beri Penjelasan

Jembatan kaca tersebut diberi beban dengan karung-karung pasir seberat 35 kilogram, sehingga dua karung seberat 70 kilogram mempresentasikan berat satu orang dewasa, kemudian karung-karung tersebut diletakkan di lantai jembatan dengan jarak masing-masing 75 centimeter.

“Peresmian jembatan kaca itu menunggu informasi selanjutnya dari pihak Kementerian PUPR,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya