SOLOPOS.COM - Raden Djimat Hendro Soewarno, pendiri PSHW Tunas Muda. (Istimewa)

Solopos.com, MADIUN — Persaudaraan Setia Hati Winongo Tunas Muda menjadi salah satu perguruan silat terbesar yang ada di Jawa Timur. Pendiri PSHW Tunas Muda ini adalah Raden Djimat Hendro Soewarno pada 15 Oktober 1966.

Raden Djimat Hendra Soewarno merupakan murid kesayangan dari Ki Ngabehi Soerodwirdjo yang menjadi pendiri ajaran Persaudaraan Setia Hati. Padepokan pusat PSHW Tunas Muda berada di Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Raden Djimat Hendra Soewarno yang menjadi pendiri PSHW Tunas Muda ini lahir di Ponorogo pada 1924. Soewarno merupakan putra dari Raden Poernomo yang menikah dengan R. Ayu Katmiyati. Keduanya merupakan keturunan dair Prabu Brawijaya Majapahit.

Dikutip dari jurnal berjudul Setia Hati Winongo (Studi Deskriptif Tentang Pola Interaksi pada Hubungan Kekerabatan di Persaudaraan Pencak Silat Setia Hati Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun) yang ditulis Tegar Prahara, Selasa (13/6/2023), nama perguruan silat ini diambil dari nama desa yang menjadi lokasi awal berdiri, yakni Winongo. Para pengikut PSHW diajarkan pelajaran pencak silat yang berasal dari para pendekar terkenal yang berasal dari zaman Ki Ngabehi Soerodwiryo.

Generasi muda menjadi sasaran utama kala itu untuk diajak menjadi pesilat PSHW. Dalam mencari generasi baru pada waktu awal berdirinya PSHW tersebut, gerakan tersebut diberi nama Tunas Muda yang artinya setia hati yang akan bersinar kembali.

Gerakan Tunas Muda tersebut pertama kali populer digunakan pada awal berdirinya PSHW, karena dengan harapan pemuda sebagai generasi penerus akan menjadi kader bangsa yang militan yang sangat berguna bagi kepentingan bangsa dan negara.

Pendiri PSHW Tunas Muda terus menjaga ideologi Persaudaraan Setia Hati yang masih dijaga keluhurannya kepada para pesilat muda. Dengan penanaman seperti itu seluruh pelajaran Setia Hati dengan mudah diserap para pesilat muda. Karena para pemuda memiliki semangat dan gairah untuk terus belajar hingga sukses.

Untuk menjadi anggota baru PSHW Tunas Muda, calon anggota harus menjalani pengesahan terlebih dahulu. Setelah disahkan itu, maka seseorang secara resmi menjadi warga atau anggota baru.

Ilmu-ilmu Setia Hati hanya boleh diketahui oleh warganya dan dilarang mengajarkan kepada yang bukan warga.

Sedangkan untuk pelajaran tingkat lanjut bisa diikuti atau tidak oleh warga. Hal itu merupakan kesadaran dari warga tersebut. Karena dalam Setia Hati Winongo tidak ada paksaan.

Pendiri PSHW Tunas Muda tidak pernah membuka cabang perguruan pencak silat di manapun. Namun, ketika ada perguruan silat di daerah lain, itu hanya menjadi tempat berlatih dan kunjungan silaturahmi saja.

Sedangkan seseorang yang ingin mengikuti PSHW, baik dari Madiun maupun luar daerah hingga mancanegara, untuk menjadi warga dari PSHW Tunas Muda harus datang dikecer di padepokan pusat Kota Madiun.

Hal ini dilakukan guna menjaga kemurnian aliran Setia Hati Winongo. Prosesi itu yang menjadikan ikatan persaudaraan dalam perguruan ini berbeda dengan aliran Setia Hati lainnya.

Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, pendiri PSHW itu meninggal dunia pada 18 September 2008. Raden Djimat Hendro Soewarno meninggal saat sedang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci. Soewarno meninggal sesaat setelah menyelesaikan seluruh rukuh haji.

Saat ini PSHW Tunas Muda dipimpin oleh anak kandung R. Soewarno, yaitu R. Agus Wiyono Santoso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya