Jatim
Rabu, 31 Maret 2021 - 10:29 WIB

Jadi Jutawan Berkat Cabai, Warga Desa Pucuk Mojokerto Borong Puluhan Sepeda Motor

Newswire  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Listiono, 56, petani cabai di Desa Pucuk, Mojokerto, menunjukkan mobil Toyota Avanza yang ia beli pakai uang hasil panen cabai rawit. (detik.com)

Solopos.com, MOJOKERTO -- Meroketnya harga cabai membawa berkah bagi para petani cabai di Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Mereka bisa memborong mobil dan puluhan sepeda motor berkat harga cabai yang melambung tinggi.

Di antara banyak petani cabai yang beruntung itu salah satunya ada di Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong. Sekitar 90% dari 1.100 keluarga  di desa ini mengais rezeki di sektor pertanian.

Advertisement

Luasan lahan yang mereka garap untuk bertanam cabai rawit pun bervariasi. Mulai dari 500 meter persegi hingga lebih dari 1 hektare. Tersebar di Dusun Wotgaru, Pucuk, Brejel Lor, Brejel Kidul dan Kwarigan.

Baca Juga: Harga Cabai di Karanganyar Mulai Turun, di Bawah Rp100.000 per Kg

Advertisement

Baca Juga: Harga Cabai di Karanganyar Mulai Turun, di Bawah Rp100.000 per Kg

"Cabai komoditas yang diunggulkan masyarakat sini. Setiap tahun saat masuk musim hujan ya tanam cabai," kata Kades Pucuk, Nanang Sudarmawan, seperti dikutip detik.com, Rabu (31/3/2021).

Panen raya sejak akhir Januari lalu, lanjut Nanang, benar-benar fenomenal. Betapa tidak, hasil panen yang melimpah disambut dengan harga cabai rawit yang mencapai Rp 95.000/kg. bahkan di tingkat pengecer harganya bisa sampai Rp110.000/kg.

Advertisement

Baca Juga: Soal Cabai Diduga Dicat di Banyuwangi, Kemendag Turun Tangan

Mayoritas sepeda motor baru yang dibeli para petani cabai di Desa Pucuk ini adalah Honda Scoopy dan Honda PCX. Ada pula yang mampu merenovasi rumah senilai Rp50 juta.

"Banyak yang beli motor memang benar, kurang lebih satu desa 50 orang. Ada tiga orang yang beli mobil jenis Toyota Avanza dan Suzuki Ertiga dari hasil panen cabai," ungkapnya.

Advertisement

Salah seorang petani di Dusun Pucuk, Desa Pucuk, Listiono, 56, mampu membeli mobil Toyota Avanza dari hasil panen cabai rawit. Mobil warna putih itu dia beli dalam kondisi bekas sekitar 2 pekan yang lalu seharga Rp145 juta.

"Karena mobil menjadi kebutuhan keluarga. Anak saya tinggalnya jauh di Lumajang, saudara juga jauh-jauh. Biasanya numpang mobil saudara kalau ke sana. Sekarang alhamdulillah jelek-jelek sudah punya sendiri," terangnya.

Baca Juga: Lebih Menguntungkan, Warga Wonogiri Tanam Cabai Sendiri

Advertisement

Manisnya musim panen cabai rawit tahun ini juga dirasakan Ngatiyo, 50, petani di Dusun Pucuk. Melimpahnya keuntungan yang dia peroleh, membuat bapak dua anak ini mampu merenovasi dapur rumahnya.

"Karena lebih, saya gunakan membangun dapur rumah Rp50 juta," tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif