Jatim
Kamis, 9 Desember 2021 - 22:15 WIB

Inspiratif! Petani Muda Madiun Raih Penghargaan Kementan, Karena Ini

Abdul Jalil  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Muhammad Aji Kurniawan, pemuda asal Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, mendapatkan penghargaan sebagai Farmer of the Years 2021 dari Kementan. (Istimewa)

Solopos.com, MADIUN — Kisah inspiratif hadir dari seorang petani muda atau milenial asal Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim), bernama Muhammad Aji Kurniawan. Petani berusia 29 tahun itu mendapat penghargaan Farmer of the Years Kategorei Milenial 2021 dari Kementerian Pertanian (Kementan) karena dianggap berhasil meningkatkan produktivitas panen tebu di wilayah Madiun.

Pria yang akrab disapa Aji itu menceritakan sebenarnya benar-benar baru terjun di dunia pertanian tebu dua tahun lalu. Sebelumnya, ia menjadi petani tebu untuk membantu orang tuanya.

Advertisement

“Setelah ayah saya meninggal dunia. Saya kemudian melanjutkan pertanian tebu milik keluarga. Sejak 2020 mulai benar-benar terjun ke pertanian tebu,” kata Aji kepada Solopos.com, Kamis (9/12/2021).

Baca juga: Pertanian Madiun: Air 3 Waduk Ini Menyusut Drastis, Petani Diminta Tak Tanam padi

Advertisement

Baca juga: Pertanian Madiun: Air 3 Waduk Ini Menyusut Drastis, Petani Diminta Tak Tanam padi

Dalam dua tahun itu, Aji mampu meningkatkan hasil panen tebu dari 61.000 kuintal menjadi sekitar 150.000 kuintal tebu. Lahan tersebut terdiri dari lahan pribadi dan lahan petani binaan. Untuk lahan yang ditanami tebu di kelompoknya mencapai 150 hektare.

“Lahan itu tersebar di Madiun, Magetan, Ngawi, dan Ponorogo. Untuk lahan 1 hektare bisa menghasilkan panen sekitar 1.000 kuintal,” ujarnya.

Advertisement

Pria yang juga menjadi Sekretaris Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Madiun itu menuturkan peningkatan hasil pertanian tebu ini karena ada beberapa perubahan dalam sistem pengolahan lahan. Seperti pengenalan lahan dengan bibit serta teknik pemupukan bibit.

Menurutnya, setiap tanah memiliki karakteristik berbeda-beda. Untuk itu, penggunaan bibit pun harus disesuaikan dengan kondisi tanah. “Petani tebu biasanya tidak memperhatikan ini. Mereka menganggap semua bibit sama. Padahal karakter tanah sangat penting untuk menentukan bibit mana yang tepat. Perubahan ini yang saya lakukan,” jelasnya.

Selain penentuan bibit, lanjut Aji, cara memberikan pupuk terhadap tanaman juga perlu diperhatikan. Tekniknya, dia biasanya memberikan pupuk di pangkal pohon kemudian menutupnya lagi dengan tanah. Sehingga pupuk tersebut bisa terserap dengan sempurna oleh tanaman.

Advertisement

Baca juga: Anaknya Jadi Bupati, Ini Kisah Inspiratif Petani Buta Huruf

“Kebanyakan petani, setelah dipupuk enggak ditutup tanahnya. Harusnya ditutup tanahnya,” ujar pria yang juga menjadi Sekretaris GP Ansor Kabupaten Madiun itu.

Aji menyampaikan pengetahuan-pengetahuan terkait pertanian tebu itu juga dibagikan ke para petani binaannya. Menurut dia, pengetahuan tersebut sangat penting untuk dipahami petani supaya hasil panennya lebih berlimpah.

Advertisement

Dia pun menargetkan pada masa tanam tahun ini bisa menghasilkan 1.200 kuintal per satu hektare. “Untuk memotivasi para petani, kalau hasil panen nanti 1.200 kuintal per satu hektare. Maka yang 200 kuintal akan digunakan untuk jalan-jalan. Ini supaya para petani bersemangat,” kata Aji.

Aji menerima penghargaan National Sugar Summit (NSS) 2021 itu pada 1-2 Desember 2021 di Waskita Rajawali Tower & Auditorium PT Kebon Agung indonesia. “Penghargaan ini tentu menjadi motivasi tersendiri bagi saya untuk lebih bersemangat mengembangkan pertanian tebu.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif