SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebakaran (Liputan6.com)
Solopos.com, NGAWI — Musibah kebakaran menghanguskan rumah di Desa Gemarang, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Jumat (13/10/2023) dini hari. Seorang penghuni rumah tersebut yang merupakan kakek-kakek sebatangkara juga ikut terpanggang hingga meninggal dunia
Kebakaran yang menewaskan pria lanjut usia (lansia) bernama Wiji, 70, tersebut terjadi pada pukul 01.30 WIB. Saat warga tengah terlelap tidur.
Kapolsek Kedunggalar, AKP Juwair, mengatakan warga telah berusaha memadamkan api dengan alat seadanya, namun karena kondisi rumah banyak barang yang mudah terbakar, api pun dengan cepat membesar dan sulit dikendalikan. Petugas pemadam kebakaran yang datang ke lokasi kejadian pun langsung melakukan upaya pemadaman.
“Kejadian sekitar jam 01.30 WIB dini hari. Warga yang mengetahui langsung melakukan upaya pemadaman dengan alat seadanya,” ujar AKP Juwair kepada Solopos.com.
Usai api dipastikan padam, pihak kepolisian melakukan penyisiran di dalam rumah dan ditemukan korban sudah menjadi arang bercampur dengan material rumah yang terbakar.
“Setelah dilakukan penyisiran didapati korban sudah gosong bercampur degan bahan material,” kata dia.
Juwair menambahkan, warga sudah berusaha menolong korban. Namun karena besarnya api dan kondisi gelap, warga pun kesulitan untuk menemukan kakek tersebut.
“Ketika warga mencoba masuk untuk menyelamatkan, api sudah membakar lemari di dalam rumah. Karena kondisi gelap dan panas warga kesulitan menemukan korban,” tambahnya.
Diketahui, Wiji hidup seorang diri di rumah tersebut. Setiap hari menantunya menyambanginya untuk memberi makan. Pada saat kejadian diduga korban sedang tertidur sendiri di kamarnya.
“Kakek itu hidup sendiri, menantunya setiap hari datang untuk mengantar makan,” katanya.
Sementara itu dari hasil penyelidikan Polsek Kedunggalar diduga kebakaran terjadi akibat korsleting listrik dalam rumah. Untuk memastikan penyebab kematian dan memperdalam penyelidikan polisi mengevakuasu jasad korban ke kamar jenazah RSUD Soeroto Ngawi.