Jatim
Rabu, 6 Desember 2023 - 19:32 WIB

Ini Tempat Wisata Sejarah yang Harus Dikunjungi saat di Ngawi

Yoga Adhitama  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi terbaru Benteng Pendem Ngawi. (Kementerian PUPR)

Solopos.com, NGAWI — Bagi kamu yang gemar menelusuri wisata sejarah, Kabupaten Ngawi mungkin bisa menjadi salah satu destinasi untuk menelusuri peristiwa masa lalu. Ngawi memiliki sederet destinasi wisata sejarah yang cocok untuk menambah pengetahuan.

Mulai dari bangunan benteng peninggalan Belanda, hingga museum yang terdapat berbagai fosil purba. Bagi kamu yang kebetulan melintas di Kabupaten Ngawi atau yang sengaja ingin cari tahu tentang sejarah, yuk simak informasi lengkap tentang destinasi wisata sejarah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, berikut ini.

Advertisement
  1. Monumen Soerjo

Monumen Soerjo yang berada di Pelang Lor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, ini mungkin bisa menjadi pilihan pertama jika kamu melintas dari arah Jawa Tengah via Jalan Raya Ngawi- Solo. Pasalnya tempat ini berada di pinggir jalan raya dan terdapat rest area di sana.

Monumen tersebut dibuat sebagai pengingat peristiwa kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1948 silam. Di tempat itu, Gubernur Jawa Timur pertama atau yang lebih dikenal Gubernur Soerjo bersama dua perwira polisi diculik oknum PKI. Mereka kemudian dibunuh di tengah hutan Banjarbangi, Kedunggalar. Barulah keesokan harinya, jenazah mereka ditemukan oleh pencari kayu bakar.

Advertisement

Monumen tersebut dibuat sebagai pengingat peristiwa kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1948 silam. Di tempat itu, Gubernur Jawa Timur pertama atau yang lebih dikenal Gubernur Soerjo bersama dua perwira polisi diculik oknum PKI. Mereka kemudian dibunuh di tengah hutan Banjarbangi, Kedunggalar. Barulah keesokan harinya, jenazah mereka ditemukan oleh pencari kayu bakar.

Monumen Soerjo yang berada di di Pelang Lor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. (Istimewa/Instagram Iki Ngawi)

Sebagai penghormatan kepada Gubernur Soerjo, dibangunlah Monumen Soerjo yang diresmikan pada 28 Oktober 1975 oleh Pangdam VIII/Brawijaya, Mayjen TNI Witarmin. Di tempat itu, selain dijadikan tempat wisata, juga diperuntukkan sebagai rest area bagi para pengendara yang melintas di Jalan Raya Ngawi-Solo.

  1. Museum Trinil

Bergeser kurang lebih 12 Kilometer ke arah timur dari Monumen Soerjo tepatnya di Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, terdapat sebuah museum fosil manusia purba yaitu Musem Trinil. Museum ini merupakan salah satu museum kebanggaan Ngawi yang menawarkan edukasi tentang fosil Pithecanthropus Erectus dan berbagai fosil purba lainnya.

Advertisement
Museum Trinil di Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. (Istimewa/ Instagram Museum Trinil Ngawi)

Koleksi yang dimiliki Museum Trinil cukup banyak, yakni sekitar 1.200 fosil, antara lain seperti fosil tulang rahang bawah macan, fosil gigi geraham atas gajah, fosil tanduk kerbau, fosil tanduk banteng, dan fosil gading gajah purba. Situs Trinil juga disebut sebagai situs manusia purba terpenting di Pulau Jawa. Pasalnya terdapat banyak bukti tentang evolusi manusia purba dan banyak dibicarakan oleh para paleontolog, geolog, dan arkeolog.

Sebagai salah satu museum fosil purba yang ada di Indonesia, keberadaan Museum Trinil sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang sejarah dan paleontologi. Tempat ini juga sangat cocok dikunjungi oleh para pelajar sebagai edukasi tentang peradaban sejarah manusia.

  1. Benteng Pendem Ngawi

Benteng Pendem atau nama aslinya Benteng Van Den Bosch merupakan sebuah kompleks benteng seluas 21,18 hektare yang terletak di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi. Lokasinya sangat mudah dijangkau dari pusat kota Ngawi, atau sekitar 5 menit dari Alun-alun Merdeka Ngawi.

Advertisement

Benteng Van Den Bosch ini dibangun pada masa Perang Diponegoro, pada 1825-1830 silam. Dalam rangka penguasaan jalur perdagangan dan mempertahankan kedudukan dan fungsi strategis Ngawi, Belanda membangun Benteng Van Den Bosch.

Pembangunan benteng yang selesai pada tahun 1845 tersebut dihuni oleh sekitar 250 tentara Belanda dengan persenjataan senapan, meriam api, dan 60 orang kavaleri yang dipimpin oleh Johannes Van den Bosch.

Benteng Van Den Bosch Ngawi yang terletak di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi. (Solopo.com/ Yoga Adhitama)

Benteng Pendem Ngawi saat ini sudah direvitalisasi dan menelan anggaran sebesar Rp113,7 miliar dan sudah bisa dikunjungi wisatawan sejak pertengahan 2023 lalu. Untuk masuk kawasan wisata ini pengunjung hanya dibebankan tiket sebesar Rp10.000 dan buka setiap hari mulai pukul 08.00-17.00 WIB.

Advertisement

Selain belajar sejarah, kamu juga bisa berfoto di beberapa sudut Benteng Pendem Ngawi yang Instagramable. Setelah direvitalisasi, bangunan-bangunan di kompleks ini semakin terlihat kokoh dan arsitekturnya mirip dengan bangunan-bangunan di Eropa.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif