SOLOPOS.COM - Makam Sunan Drajat di Lamongan. (http://lamongantourism.com/)

Solopos.com, LAMONGAN — Bila mendengar tentang Kabupaten Lamongan pasti sebagian besar mengaitkannya dengan kuliner khasnya, yakni soto. Lamongan memang terkenal dengan julukan Kota Soto. Hal ini karena soto Lamongan telah menjadi salah satu makanan yang memiliki ciri khas tersendiri sehingga disukai banyak orang.

Selain kulinernya, Lamongan juga memiliki potensi pada sektor pariwisata. Tempat wisata yang ada di Lamongan sangat beragam, mulai dari wisata alam hingga wisata religi. Wisata religi di Lamongan cukup terkenal di antaranya beberapa makam dari tokoh penyebar agama Islam di tanah Jawa.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dikutip dari laman jawatimuran.disperpusip.jatimprov.go.id, perkembangan agama Islam di Lamongan sebagaimana seperti di daerah Jawa lain melalui usaha dari para ulama yang dikenal sebagai para Wali atau Wali Songo. Di Lamongan, ada salah satu makam sunan yang menjadi penyebar Islam di pulau Jawa, yaitu Makam Sunan Drajat. Makam ini menjadi salah satu ikon wisata religi di Lamongan.

Mengutip dari Kabupaten Lamongan dalam Angka 2023 yang dikeluarkan BPS, jumlah wisatawan yang berkunjung di Lamongan pada 2022 meningkat pesat dibanding tahun 2021, yaitu mencapai 4.520.504 pengunjung. Jumlah tersebut terdiri dari wisatawan domestik sebanyak 4.520.418 pengunjung, sedangkan wisatawan mancanegaranya berjumlah 86 pengunjung.

Berikut ini lima tempat wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, berdasarkan data dari BPS:

  1. Makam Sunan Drajat

Tempat wisata di Lamongan yang paling banyak dikunjungi wisatawan adalah Makam Sunan Drajat. Data dari BPS menunjukkan bahwa tempat wisata Makam Sunan Drajat memiliki jumlah wisatawan domestik sebanyak 1.675.149 pengunjung pada tahun 2022. Sayangnya, jumlah wisatawan mancanegara berjumlah nol.

Kendati begitu, angka kunjungan wisatawan di Makam Sunan Drajat pada tahun 2022 menjadi angka tertinggi dibanding jumlah kunjungan pada rentang waktu 2019-2021.

Makam Sunan Drajat terletak di Jalan Raya Dagan, Drajat, Kecamatan Paciran. Sunan Drajat merupakan salah seorang dari Wali Songo yang berperan dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Sunan Drajat menyebarkan agama Islam di sekitar wilayah Lamongan yang dulunya masih belum tersentuh. Mengutip dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, Sunan Drajat mendirikan musala untuk salat berjamaah dan mengajarkan agama Islam kepada santrinya di Desa Jelak, yang mana warganya sebagian besar masih menganut agama Hindu-Buddha sekitar tahun 1481 Masehi.

Selain itu, Sunan Drajat juga terkenal dalam menyebarkan agama Islam melalui sarana kebudayaan, yaitu dengan menciptakan tembang Pangkur. Tembang Pangkur adalah salah satu dari tembang Macapat yang isinya mengajak orang untuk mengingat perbuatan masa lalu yang buruk guna semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meninggalkan keserakahan duniawi.

Makam Sunan Drajat banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun luar daerah untuk berziarah. Oleh karena itu, makam tersebut menjadi salah satu destinasi wisata religi yang ramai dan populer di Lamongan. Dikutip dari berbagai sumber, harga masuknya dikenakan biaya sebesar Ro5.000 per orang, tapi harga tersebut belum termasuk tiket parkir kendaraan. Untuk tiket parkir mobilnya sebesar Rp10.000, tiket parkir motor sebesar Rp5.000, dan tiket parkir bu sebesar Rp50.000. Sedangkan jam operasionalnya dibuka setiap hari selama 24 jam.

  1. Makam Maulana Ishaq

Menurut data dari BPS pada tahun 2022, jumlah wisatawan domestik di Makam Maulana Ishaq sebanyak 1.389.014 pengunjung dan wisatawan mancanegaranya sebanyak 7 pengunjung sehingga total yang didapatkan adalah 1.389.021 pengunjung. Lokasi tempat wisata religi ini berada di Jalan Raya Gresik, Kemantren, Kecamatan Paciran. Tempat wisata ini menjadi lokasi kedua yang paling banyak dikunjungi wisatawan.

Maulana Ishaq atau yang dikenal Syekh Maulana Ishaq merupakan ayah dari Sunan Giri, dari pernikahannya dengan Dewi Sekardadu. Mulai dari pernikahannya bersama putri Kerajaan Blambangan tersebut, Maulana Ishaq mulai berdakwah dan menyebarkan agama Islam. Dikutip dari laman jawatimuran.disperpusip.jatimprov.go.id, Maulana Ishaq menyebarkan agama Islam sampai di pesisir Lamongan atau tepatnya di Desa Kemantren, Kecamatan Paciran.

Makam Maulana Ishaq banyak dikunjungi peziarah dari seluruh daerah, bahkan hingga mancanegara. Selain makamnya yang terawat bersih, pengunjung juga dapat menikmati suasana di sekitar tempat wisata religi tersebut. Mengutip dari laman lamongantourism.com, lokasi Makam Maulana Ishaq berdekatan dengan laut Pantai Kemantren sehingga pemandangan yang bisa disaksikan sangat menakjubkan. Tak hanya itu, pengunjung juga dapat menemukan masjid peninggalan Syekh Maulana Ishaq, yakni Masjid Al-Abror.

Konon, dikutip dari berbagai sumber, di makam tersebut terdapat sebuah sumur atau tempat berwudhu yang airnya dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Air sumur tersebut dianggap suci oleh peziarah sehingga banyak yang meminumnya atau bahkan membawa pulang air tersebut. Untuk berziarah ke Makam Maulana Ishaq, pengunjung tidak dipungut biaya masuk, namun cukup mengisi kotak amal yang disediakan di pinggir masjid. Sementara jam operasionalnya dibuka setiap hari selama 24 jam.

  1. Masjid Namira

Tempat wisata ketiga yang teramai di Lamongan adalah Masjid Namira. Data dari BPS menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan domestik di masjid tersebut pada tahun 2022 mencapai 415.024 pengunjung. Angka tersebut mengalami peningkatan drastis dibanding tahun sebelumnya, yaitu hanya 96.566 pengunjung.

Masjid Namira terletak di Jalan Raya Mantup No. KM. 5, Sanur, Jotosanur, Kecamatan Tikung. Mengutip dari laman lamongantourism.com, masjid yang dikenal sebagai salah satu masjid termegah di Lamongan ini dapat menampung sekitar 2.500 orang. Masjid ini awalnya hanya bisa menampung kurang lebih 500 orang pada tahun 2013. Akan tetapi, pada tahun 2016, masjid ini diperluas bangunannya sehingga total luasnya mencapai 2.750 meter persegi dan dapat menampung jemaah lebih banyak.

Sampai saat ini, Masjid Namira tidak pernah sepi jemaah. Pesona Masjid Namira terletak pada gaya arsitekturnya yang megah, dengan kubah berwarna emas dan didominasi warna coklat, hitam, serta putih. Untuk masuk ke sini, pengunjung tidak perlu membayar tiket masuk. Selain itu, jam operasional Masjid Namira dibuka setiap hari selama 24 jam.

  1. Wisata Bahari Lamongan

Data dari BPS menunjukkan bahwa jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke WBL mencapai 330.437, sementara wisatawan mancanegaranya berjumlah 13 pengunjung pada tahun 2022. Angka tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 206.405 pengunjung.

WBL terletak di Jalan Raya Paciran, Kecamatan Paciran. WBL secara resmi dibuka pada tanggal 14 November 2004 oleh H. Masyfuk, yang merupakan Bupati Lamongan saat itu. Dikutip dari laman kablamongan.jdih.jatimprov.go.id, WBL dikelola oleh PT Bumi Lamongan Sejati didampingi dua pemegang saham, yaitu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan dan PT Bunga Wangsa Sejati. Sehingga tidak heran apabila fasilitas dan wahana baru di WBL semakin berkembang dan menjadikannya sebagai tempat wisata terpopuler di Lamongan. Beberapa wahana yang dimiliki WBL sangat banyak, yakni meliputi istana bawah laut, istana bajak laut, kolam renang, waterbom, rumah kucing, dan masih banyak lagi.

WBL dapat menjadi destinasi wisata yang cocok dikunjungi oleh pasangan maupun keluarga. Melalui laman resmi Wisata Bahari Lamongan, tiket masuknya dikenakan biaya mulai dari Rp42.500-Rp140.000 per orang. Sementara itu, jam operasionalnya dibuka setiap hari mulai pukul 08.30 WIB-16.30 WIB.

  1. Gua Maharani

Menurut data yang diperoleh dari BPS, jumlah wisatawan domestik yang berkunjung di Gua Maharani sebanyak 295.209 pengunjung, sedangkan wisatawan mancanegaranya berjumlah 19 pengunjung pada tahun 2022.

Gua Maharani atau yang disebut Gua Istana Maharani terletak di Jalan Raya Paciran, Kecamatan Paciran. Dikutip dari laman lamongantourism.com, Gua Maharani ini sebenarnya ditemukan secara tidak sengaja oleh Muhammad Farried, yang mana merupakan Bupati Lamongan saat itu. Dia menemukan gua tersebut pada tanggal 6 Agustus 1992. Namun, Gua Maharani baru diresmikan pada tanggal 10 Maret 1994.

Gua ini berada di dalam tanah dengan kedalaman 25 meter dan luas rongganya sekitar 2.500 meter persegi. Di sini, pengunjung dapat menikmati keindahan stalaktit dan stalakmit dalam gua tersebut. Sebenarnya, Gua Maharani berada di area yang sama dengan Mazoogo atau kebun binatang mini sehingga lokasinya terletak di satu kompleks dengan Wisata Bahari Lamongan (WBL). Bagi yang ingin berkunjung, tiket masuknya dikenakan biaya mulai dari Rp25.000-Rp45.000 per orang. Sedangkan jam operasionalnya dibuka setiap hari mulai pukul 08.30 WIB-16.30 WIB.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya