Inflasi Jatim pada bulan April menempatkan Kota Malang sebagai wilayah terparah.
Madiunpos.com, MALANG — Kota Malang pada April 2015 lalu mengalami inflasi 0,49%. Angka itu tertinggi di Jatim, di atas Kota Surabaya dan Kota Madiun.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Kepala Badan Pusat Statistik Kota Malang M. Sarjan mengatakan dari delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur, tercatat semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Malang sebesar 0.49 % dengan IHK 119,.51, diikuti Surabaya sebesar 0,41% dengan IHK sebesar 118,69, Madiun sebesar 0,39% dengan IHK sebesar 116,95.
Selanjutnya, Probolinggo dan Banyuwangi sebesar 0,36% dengan IHK masing-masing sebesar 118,43 dan 117,10, Kediri sebesar 0,31% dengan IHK sebesar 118,45, Jember 0,17% dengan IHK sebesar 116,99, dan terendah Sumenep sebesar 0,05 % dengan IHK sebesar 116,78.
“Sepuluh komoditas teratas yang mengalami kenaikan harga pada April 2015, yakni bensin, tarif kereta api, gula pasir, bawang merah, cabai merah, bawang putih, pepaya, tomat sayur, sewa rumah, dan telur ayam ras,” kata M. Sarjan di Malang, Senin (4/5/2015).
Beras Paling Turun Harga
Sedangkan sepuluh komoditas terbesar yang mengalami penurunan harga pada April 2015, yakni beras, daging ayam ras, cabai rawit, ketimun, kayu lapis, minyak goreng, kentang, sawi putih, tauge/ kecambah, dan udang basah. Tingkat inflasi tahun kalender April 2015 sebesar 0,29 % dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 6,99%.
Naiknya inflasi April 2015 ini dipicu oleh beberapa faktor a.l dampak langsung kenaikan bahan bakar minyak bersubsidi sejak 12 April 2015, yakni premium dari Rp6.900 menjadi Rp7.400 dan solar dari Rp6.400 menjadi Rp6.900. Juga dipicu melambungnya tarif kereta api ekonomi Matarmaja dari Rp65.000 menjadi Rp115.000 dan KA Penataran jurusan Malang-Blitar dari Rp5.500 menjadi Rp12.000.
Kelompok komoditas yang memberikan sumbangan inflasi pada April 2015, yakni kelompok bahan makanan -0,1325%; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,1005 %; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,0182%; kelompok sandang 0,0140% ; kelompok kesehatan 0,0249% , kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, 0,0304 %; dan kelompok transportasi, komunikasi,dan jasa keuangan 0,4336%.
Kelompok bahan makanan pada April 2015 mengalami inflasi -0.73 % atau terjadi penurunan angka indeks dari 123,12 pada Maret 2015 menjadi 121,33 pada April 2015.
4 Sub Kelompok Deflasi
Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan delapan sub kelompok mengalami inflasi dan empat sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 5,61% diikuti sub kelompok sayur-sayuran sebesar 1,92 %, sub kelompok buah-buahan 1,19 %, sub kelompok telur susu dan hasil-hasilnya sebesar 1,02 %, subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,62%, subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,47 %, subkelompok ikan segar sebesar 0,33 % ,dan subkelompok ikan diawetkan sebesar 0,23%.
Sedangkan 3 sub kelompok yang mengalami deflasi adalah subkelompok padi-padian umbi-umbian dan hasilnya sebesar 6,07% , diikuti subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 1,26 %, dan sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0,13%.