Jatim
Selasa, 3 November 2015 - 08:05 WIB

INFLASI JATIM : Jatim Deflasi, Malang dan Madiun Tetap Inflasi

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi atau deflasi. (wilsonrevunplugged.blogspot.com)

Inflasi Jatim terjadi di sejumlah kota dan kabupaten, kendati provinsi justru deflasi.

Madiunpos.com, MALANG — Provinsi Jawa Timur kembali defllasi 0,19%, Oktober 2015, namun tak demikian halnya dengan daerah-daerah di provinsi itu. Madiun dan Malang misalnya, mengalami inflasi sebesar 0,10% dan 0,03%.

Advertisement

Seperti diberitakan Madiunpos.com, deflasi Jatim kali ini merupakan kali kedua pada 2015 ini. Sebelumnya, Februari lalu, Jatim deflasinya 0,52%.

Deflasi Jatim pada Oktober 2015 lalu itu, menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Sairi Hasbullah, tidak bisa dikategorikan sebagai prestasi. Pasalnya, kendati bayang-bayang inflasi Jatim dapat ditekan namun daya beli masyarakat terhadap komoditas tertentu sedikit menurun.

Advertisement

Deflasi Jatim pada Oktober 2015 lalu itu, menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Sairi Hasbullah, tidak bisa dikategorikan sebagai prestasi. Pasalnya, kendati bayang-bayang inflasi Jatim dapat ditekan namun daya beli masyarakat terhadap komoditas tertentu sedikit menurun.

Kendati Jatim deflasi 0,52%, empat dari delapan kota pemantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur tetap inflasi. Sedangkan empat kota lainnya mengikuti tren deflasi provinsi.

Inflasi tertinggi di antara empat kota pemantauan IHK terjadi di Sumenep yang mencatatkan inflasi 0,15% dengan IHK sebesar 119,09. Madiun mengikuti dengan inflasi 0,10 % dengan IHK 119.09, Kota Malang mengalami inflasi 0,03 % dengan IHK 121.83, sedangkan Probolinggo inflasi 0,02 % dengan IHK 120,67.

Advertisement

Di Malang, kelangkaan pasir menjadi penyumbang inflasi pada Oktober 2015. “Sepuluh komoditas teratas yang mengalami kenaikan harga pada Oktober 2015, yakni tomat sayur, tongkol pindang, pasir, bawang merah, tukang bukan mandor, bawang putih, cat tembok, kentang, wortel dan lemari es,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik Kota Malang M. Sarjan di Malang, Senin (2/11/2015).

Sedangkan sepuluh komoditas terbesar yang mengalami penurunan harga pada Oktober 2015, yakni cabai rawit, telur ayam ras, daging ayam, semen, minyak goreng, bayam, emas perhiasan, jagung manis, tauge atau kecambah, dan ketimun.

Tingkat inflasi tahun kalender Oktober 2015 sebesar 2,24 % dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2015 terhadap Oktober 2014) sebesar 6,61%.

Advertisement

Fluktuasi Harga
Kasi Statistik Distribusi BPS Kota Malang Erny Fatma Setyoharini menambahkan selama beberapa bulan terakhir komoditas daging dan telur ayam ras mengalami fluktuasi harga. Hal itu terjadi karena tidak seimbangnya pasokan dan permintaan terhadap komoditas tersebut yang menyebabkan terjadinya instabilitas harga. Berkurangnya permintaan terhadap daging dan telur ayam ras selama bulan Oktober menyebabkan turunnya harga komoditas tersebut.

Pasokan yang melimpah pada komoditas cabai rawit, dan cabai merah, menyebabkan terjadinya penurunan harga pada komoditas tersebut. Sedangkan turunnya harga minyak mentah dunia turut mempengaruhi turunnya harga minyak goreng dan bensin.

Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan tujuh sub kelompok mengalami inflasi dan empat sub kelompok mengalami deflasi.

Advertisement

Inflasi tertinggi terjadi di sub kelompok ikan diawetkan sebesar 5,91%, diikuti sub kelompok sayur-sayuran sebesar 2,08%, sub kelompok ikan segar sebesar 0,48 %, sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,40 %, sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,20%, sub kelompok buah-buahan 0,15 % dan sub kelompok padi-padian umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0,08% .

Sumbangan Pasir
Pada Oktober 2015 kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0653%. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi a.l pasir sebesar 0,0294%.

Hal itu terjadi karena dalam Oktober, pasokan pasir di pasar berkurang berkaitan dengan tewasnya aktifis linkugnan, Salim Kancil, sehingga polisi memeriksa pemegang izin eksploitasi pertambangan, terutama pasir besi. Menyikapi kondisi tersebut, Gubernur Jatim Soekarwo bersama Pangdam dan Kapolda mendikusikan masalah tersebut agar pasokan pasir di pasar kembali normal.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif