Jatim
Kamis, 21 Mei 2015 - 18:05 WIB

INDUSTRI ROKOK : Bangun Pabrik di Bojonegoro, Wismilak Butuh 1.000 Tenaga Kerja

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Paparan Publik Wismilak di Surabaya, Rabu (20/5/2015). (Peni Widarti/JIBI/Bisnis)

Industri rokok Jatim bakal disemarakkan pabrik baru Wismilak di Bojonegoro.

Madiunpos.com, SURABAYA — Produsen rokok PT Wismilak Inti Makmur Tbk. pada 2015 ini menyiapkan investasi sekitar Rp20 miliar untuk membangun pabrik rokok sigaret kretek tangan (SKT) di Bojonegoro, Jawa Timur. Pabrik itu diproyeksikan bakal menyerap sekitar 1.000 tenaga kerja.

Advertisement

Sekretaris Perusahaan Wismilak Surjanto Yasaputera mengatakan saat ini pembangunan pabrik tersebut dalam proses konstruksi dan diperkirakan rampung pada akhir tahun 2015 ini. “Kapasitas produksi pabrik SKT Bojonegoro ini adalah 500 juta batang/tahun atau dua kali lipat dari kapasitas produksi pabrik SKT di Kertosono, Jawa Timur yang mencapai 250 juta batang/tahun,” katanya seusai Paparan Publik Wismilak di Surabaya, Rabu (20/5/2015).

Diketahui, sejak 2014 Wismilak sudah mulai menggenjot produksi SKT di Kertosono. Hanya saja, pabrik tersebut merupakan pabrik sementara yang menggunakan lahan dan bangunan sewa selama 2 tahun dengan investasi sekitar Rp500 juta/tahun.

Lebih Banyak SKM
Menurut Surjanto, permintaan rokok SKT sejak beberapa tahun terakhir cukup meningkat meski yang diproduksi oleh Wismilak lebih banyak rokok sigaret kretek mesin (SKM). Kata dia, Wismilak memiliki pangsa pasar tersendiri terhadap penikmat rokok SKT yang murni dilinting oleh tangan manusia.

Advertisement

“Walaupun secara umum konsumen mulai beralih ke rokok SKM, tetapi kami coba terus pertahankan SKT karena pasarnya masih banyak juga. Secara umum pertumbuhan pasar rokok di Indonesia juga tumbuh rerata 4%-5%/tahun, populasi penduduk juga tumbuh dan 60% adalah perokok laki-laki, dan 5% perokok perempuan,” jelasnya.

Adapun total kapasitas produksi rokok Wismilak saat ini mencapai 4,9 miliar batang. Sebanyak 4 miliar batang merupakan rokok SKM dan 900 juta batang merupakan SKT. Dengan menambah kapasitas produksi SKT melalui pabrik Kertosono dan beroperasinya pabrik Bojonegoro nanti, perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan naik 20%-25% sampai akhir tahun ini.

Surjanto menambahkan, Bojonegoro dipilih sebagai lokasi pabrik lantaran upah tenaga kerja masih dapat dijangkau perseroan, sehingga pabrik SKT difokuskan di daerah tersebut, sedangkan pabrik SKM yang tidak banyak menggunakan tenaga manusia difokuskan di Surabaya.

Advertisement

25% SKT
Direktur Keuangan Wismilak Lucas Firman Djajanto memaparkan sepanjang kuartal I/2015 penjualan Wismilak mencapai Rp420 miliar atau naik 18,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebanyak 70% dikontribusi oleh penjualan SKM dan 25% dari penjualan SKT, dan sisanya dari penjualan lain-lain.

“Memang ada pergeseran pasar rokok, sekarang SKT ada pertumbuhan dibandingkan tahun lalu yang kontribusinya hanya 22%. Ini sebabnya kami akan memenuhi permintaan pasar dengan menambah kapasitas produksi SKT, sedangkan kapasitas SKM masih sama dengan utility nya 65%,” jelasnya.

Dia menambahkan, untuk mencapai target penjualan tahun ini, Wismilak aktif menggelar berbagai kegiatan promosi baik melalui iklan maupun hiburan musik.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif