Jatim
Kamis, 14 Maret 2019 - 02:05 WIB

Industri Mamin Jatim Diprediksi Tumbuh 30% karena 2 Momen Ini

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madiunpos.com, SURABAYA — Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Jawa Timur (Jatim), Yapto Willy Sinatra, memprediksi industri makanan dan minuman (mamin) di Jawa Timur tahun ini bisa tumbuh 20%- 30% lebih.

Hal itu seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan adanya potensi peningkatan konsumsi selama momen pemilu maupun Lebaran.

Advertisement

Yapto Willy Sinatra mengatakan pengusaha mamin optimistis selama momen pemilu nanti akan ada kebutuhan konsumsi yang besar terutama untuk makanan ringan dan minuman kemasan.

“Kalau industri sepanjang tahun ini kami perkirakan penjualannya bisa tumbuh sekitar 20% tapi itu belum termasuk momen pemilu dan Lebaran. Jika ada kedua momen tersebut maka kami optimistis lebih dari 30% an,” katanya di Surabaya, Rabu (13/3/2019).

Advertisement

“Kalau industri sepanjang tahun ini kami perkirakan penjualannya bisa tumbuh sekitar 20% tapi itu belum termasuk momen pemilu dan Lebaran. Jika ada kedua momen tersebut maka kami optimistis lebih dari 30% an,” katanya di Surabaya, Rabu (13/3/2019).

Yapto mengatakan belajar dari peristiwa bencana gempa dan tsunami di Palu dan Lombok tahun lalu, ternyata kebutuhan atau penyerapan produk makanan dan minuman kemasan pun meningkat tajam.

“Namun khusus peristiwa yang ini memang tidak bisa diprediksi, tapi yang terjadi omzet industri mamin kita bertambah saat ada bencana tersebut,” imbuhnya.

Advertisement

Menurut Yapto, industri pun masih wait and see atas momen pemilu dan menanti kebijakan-kebijakan pemerintah yang mendukung pengusaha, sehingga kali ini belum ingin menambah kapasitas produksi maupun melakukan ekspansi.

Khusus industri mamin skala UMKM, lanjut Yapto, saat ini terus berkembang pesat. Banyak bermunculan industri-industri baru dengan menawarkan produk-produk yang unik dan menarik.

Namun, lanjutnya, skala mikro dan kecil masih mengalami hambatan dalam pendaftaran Nomor Izin Edar (NIE) dari BPOM lantaran adanya syarat-syarat yang cukup rumit yang harus dipenuhi.

Advertisement

“Contohnya dimintai sertifikat bahan-bahan baku yang digunakan. Nah ini kebanyakan mereka beli bahannya kan di toko, jadi agak susah, lalu ada izin usaha industri (IUI) yang dulunya hanya pakai Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT),” jelasnya.

Yapto menambahkan pemerintah saat ini terus membenahi layanan izin seperti BPOM yang sudah bisa dilakukan dengan cara online. Diharapkan pemerintah selajutnya yang terpilih dapat menggalakkan industri dari bawah yakni mikro sampai menemukan solusi dalam menghadapi kendala.

Adapun Gapmmi Jatim saat ini memiliki sekitar 4.000 an anggota. Sebanyak 75% di antaranya merupakan industri skala mikro dan kecil, sebanyak 10% merupakan industri skala menengah dan sisanya merupakan industri besar.

Advertisement

Silakan KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif