Jatim
Selasa, 22 Desember 2015 - 12:05 WIB

INDUSTRI GULA : Diproyeksikan Produksi Liquid Sugar dan Nira Mentah, 4 PG PTPN IX Dikaji

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Buruh tebang tebu bekerja untuk pabrik gula di Ngawi, Jawa Timur, Jumat (21/8/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Ari Bowo Sucipto)

Industri gula Jateng yang kini dikelola PTPN IX mengkaji produksi liquid sugar dan nira mentah.

Madiunpos.com, SURABAYA — PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI melakukan kajian terhadap empat pabrik gula (PG) yang dikelolanya agar dapat menghasilkan produk liquid sugar dan nira mentah. Keempat PG yang tengah dikaji tersebut adalah PG Rendeng, PG Tasikmadu, PG Mojo dan PG Sragi.

Advertisement

Direktur Utama PTPN XI Dolly Parlagutan Pulungan mengatakan diperkirakan dalam pekan ini hasil kajian tersebut akan rampung dan siap dikembangkan di keempat PG tersebut. “Kami mengupayakan empat PG ini terlebih dahulu karena kalau melihat kondisi alam, sumber dayanya dan kondisi mesinnya cukup potensial untuk dikembangkan dan menghasilkan liquid sugar dan nira mentah,” katanya Minggu (20/12/2015).

Seperti diberitakan Madiunpos.com, PTPN XI telah diberi tanggung jawab oleh PTPN III sebagai holding company BUMN pergulaan untuk mengelola delapan PG milik PTPN IX yang berada di Jawa Tengah. Delapan PG tersebut  adalah PG Panka, PG Sumberharjo, PG Rendeng, PG Mojo, PG Tasikmadu, PG Gondag Baru, PG Sragi, dan PG Jatibarang. Dalam beberapa tahun terakhir ini, pabrik-pabrik gula itu mengalami kerugian dan hanya memiliki rendemen tebu yang rendah yakni rerata 6%-7%.

Dalam tugas tersebut, PTPN XI bertanggung jawab terhadap pengelolaan manajemen PTPN IX, seperti mengekspor atau menularkan strategi, teknologi dan skill kepada sumber daya manusia (SDM) PTPN IX. Sedangkan untuk manajemen keuangan akan tetap berada pada pembukuan masing-masing perusahaan tanpa dilebur menjadi satu.

Advertisement

Sementara itu, Direktur SDM dan Umum PTPN XI, M. Cholidi mengatakan untuk menggenjot kinerja dari sisi SDM, perseroan akan menegakkan kembali standar operasional prosedur (SOP) di delapan PG milik PTPN IX. “Sebesar apapun investasi yang dikucurkan untuk PG kalau tidak diimbangi dengan SDM yang sesuai SOP maka akan sia-sia. Termasuk harus transparan dengan petani karena PG iku hidupnya bermitra dengan petani tebu,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif