Jatim
Selasa, 5 Juli 2022 - 22:18 WIB

Imbas Wabah PMK, Penjualan Kambing Kurban di Madiun Anjlok

Ronaa Nisa'us Sholikhah  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penjualan kambing dan domba di salah satu peternakan Kelurahan Jatisari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun menurun Senin (4/7/2022). (Ronaa Nisa’us Sholikhah/Solopos.com)

Solopos.com, MADIUN — Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) tidak hanya berimbas pada penjualan sapi untuk kurban. Tetapi, juga berpengaruh pada penjualan kambing dan domba untuk hewan kurban.

Hal itu diakui peternak kambing di Desa Jatisari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Advertisement

Eko Aris Setyawan, pemilik peternakan kambing dan domba di Desa Jatisari, mengatakan biasanya sepekan sebelum Iduladha stok kambing kurbannya sudah ludes terjual. Namun, sampai hari ini masih ada puluhan stok di kandangnya.

‘’Penurunannya cukup banyak dari tahun sebelumnya, biasanya sudah habis,’’ kata Eko kepada wartawan, Senin (4/7/2022).

Advertisement

‘’Penurunannya cukup banyak dari tahun sebelumnya, biasanya sudah habis,’’ kata Eko kepada wartawan, Senin (4/7/2022).

Baca Juga: Segarnya Es Dawet Pecel Ponorogo, Sensasi Rasa Manis & Pedas Jadi Satu

Tahun-tahun sebelumnya, Eko biasa menyediakan sekitar 500 ekor yang terdiri dari kambing dan domba untuk kategori hewan kurban. Namun, tahun ini dia hanya menyediakan sekitar 250 ekor saja.

Advertisement

‘’Kalau tahun lalu itu sampai ada yang tidak kebagian, sekarang agak sepi,’’ ungkapnya.

Sementara itu, Amidatu Sukmaningtyas, admin penjualan hewan kurban menyebut harga per-ekor masih relatif stabil. Yakni, untuk harga kambing mulai dari Rp2,3 juta sampai Rp5 juta per ekor. Sedangkan, untuk harga domba dari Rp2 juta sampai Rp3 jutaan.

Baca Juga: Rekonstruksi Pembunuhan Pensiunan RRI Madiun Disambut Tangis Keluarga

Advertisement

Sukma mengatakan harganya itu menyesuaikan dengan berat kambing dan sekaligus performanya. Semakin berat dan bagus hewannya maka semakin mahal.

‘’Tidak ada kenaikan harga meskipun ada wabah PMK,’’ jelasnya.

Dia mengatakan ada kemungkinan penurunan penjualan kambing ini disebabkan oleh PMK yang membuat pembeli merasa was-was. Sebab, serangan virus PMK ini menyebar ke seluruh hewan yang berkaki empat dan ditemukan pada kambing juga.

Advertisement

Meski begitu, di kandang milik Eko tersebut tidak pernah ada kambing maupun domba yang terpapar PMK. Sukma mengatakan kandangnya itu selalu dibersihkan setiap hari dan dibatasi keluar masuknya pengunjung.

Baca Juga: Eksotis & Instagramable! Ini Rekomendasi Pantai di Pacitan yang Bagus

‘’Ditambah lagi rutin menyuntikkan antibiotik dan vitamin biar tetap sehat,’’ terangnya.

Salah satu pembeli hewan kurban, Sus Winarsih mengaku tidak lagi was-was dengan wabah PMK jika bertemu dengan peternak yang selalu menjaga kualitas. Dia berani membeli kambing untuk kebutuhan kurban.

Perempuan 58 tahun itu juga mengecek terlebih dahulu kesehatannya sebelum memilih salah satu. Selain itu, dia memastikan hewan tersebut sesuai dengan standar menjadi qurban.

‘’Yang penting memenuhi standar utnuk kurban,’’ pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif