SOLOPOS.COM - Eko Harianto tengah atraksi ilmu kebal senjata di Madiun. (JIBI/Solopos/Aries Susanto)

Ilmu kebal senjata, kini tak lagi banyak dipelajari masyarakat. Namun, pria asal Ponorogo ini menekuni ilmu kanuragan yang mulai punah tersebut.

Madiunpos.com, MADIUN – Eko Harianto, demikian nama lengkapnya. Usianya masih belum tua, yakni baru 43 tahun. Ia bahkan masih terlihat sangat muda belia jika tak memakai kain penutup kepala. Namun, karena kecintaanya pada ilmu kanuragan warisan leluhur, orang-orang pun menyapanya Mbah Singo Edan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Itu nama panggilan saya karena saya mengasuh pedepokan Singo Edan,” ujar Eko saat berbincang dengan Madiun Pos, Kamis (16/4/2015).

Beberapa hari terakhir, Madiun Pos sempat menemui atraksi Eko di Pasar Jiwan, salah satu pasar di tepi jalan raya Solo-Madiun. Di sana, Eko menghibur masyarakat dengan atraksi ekstrem. Ia menyanyat tubuhnya dengan sebilah pedang tajam. Ia juga merobek mulutnya dengan sebilah pisau tajam. Namun, semuanya berakhir tanpa luka sama sekali. Ia berhasil menghibur lantaran masyarakat histeris menyaksikan atraksi berbahaya itu.

“Sebenarnya saya tadi mau atraksi memotong lidah saya lalu saya sambung lagi. Tapi, Polsek Jiwan melarang. Ada banyak anak-anak kecil,” ujarnya.

Ilmu kanuragan yang dipelajari Eko sesungguhnya masih satu aliran dengan ilmu debus yang dimiliki masyarakat Banten. Sebab, ilmu yang ia sebut magikasi itu memang ia pelajari ketika ia berguru pada seseorang di Banten.

“Saat itu, saya mengintip atraksi debus di Banten. Saya sangat terkagum. Lalu, saya belajar otodikdak sampai akhirnya ketemu seorang guru di sana,” ujar lelaki kelahiran Ponorogo ini.

Menurut kepercayaan warga Banten, kisah Eko, ilmu debus hanya boleh dipelajari orang yang masih memiliki trah pelestari ilmu debus. Sementara, dirinya sama sekali tak memiliki darah seorang debus. Kemampuan yang ia miliki hanyalah kegigihan kuat untuk belajar ilmu kanuragan itu.

“Bahkan, batas usia minimal memelajari ilmu debus adalah 35 tahun. Sementara, ketika saya belajar saat itu baru 28 tahun,” terangnya.

Sejak itulah, Eko mulai gigih berlatih. Sekitar 2,5 tahun ia berlatih ilmu kanuragan kebal senjata itu. Ia juga menjalani sejumlah laku tirakat yang berat, mulai puasa, berendam, dan wirid. Hasilnya, seperti yang terlihat saat ini.

“Ilmu seperti ini manfaatnya sangat banyak. Bisa untuk penyembuhan, menjaga diri, membantu aparat polisi mencari pelaku kejahatan, hingga menghibur masyarakat. Dan insyallah bisa untuk menghidupi keluarga,” terang lelaki yang kini mengabdi di Keraton Kasultanan Pajang Kartasura itu.

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya