SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasar sapi (JIBI/Solopos/Dok.)

Iduladha 2015 dikhawatirkan menjadi momentum masuknya sapi Jateng ke Jatim. Padahal hal itu terlarang demi mencegah persebaran antraks di provinsi ini.

Madiunpos.com, NGAWI — Iduladha 2015 memungkinkan pergerakan hewan ternak antarprovinsi karena meningkatkan kebutuhan hewan kurban. Kondisi itu membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi, Jawa Timur waswas atas persebaran antraks bersama masuknya hewan ternak asal Jawa Tengah.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pemkab Ngawi kini meningkatkan kewaspadaan terhadap hewan ternak sapi asal Provinsi Jawa Tengah yang bakal digunakan sebagai hewan kurban pada Iduladha 2015. Peningkatan kewaspadaan itu diharapkan berguna untuk mengantisipasi persebaran penyakit antraks ke kabupaten yang selama ini bebas dari penyakit ternak berbahaya tersebut.

“Ternak sapi dari Jawa Tengah masih dilarang masuk ke Jawa Timur, hal ini karena Jawa Tengah merupakan daerah endemis antraks. Larangan itu sudah berlaku lama, sekitar 10 tahun lalu dan hingga kini belum dicabut oleh Pemprov Jatim,” tegas Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ngawi, Sunito, kepada wartawan di Ngawi, Selasa.

Menurut dia, guna mencegah persebaran antraks di Jarim, pihaknya rutin melakukan pengawasan terhadap hewan ternak yang beredar di wilayah Ngawi. Langkah itu antara lain dilakukan dengan pemeriksaan intensif ke pasar-pasar hewan dan musiman di wilayahnya.

“Kalaupun dari Jawa Tengah ada yang masuk, harus ada surat keterangan sehat dan bebas antraks dari dinas peternakan daerah asal. Itupun hanya untuk keperluan langsung dipotong dalam rangka Iduladha. Kalau sapi asal Jateng untuk dipelihara, tidak boleh,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, pengawasan dan kewaspadaan itu tidak hanya dilakukan menjelang Iduladha 2015, melainkan rutin saat hari-hari biasa.

Penyakit Tak Berbahaya
Sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah, ia menilai Kabupaten Ngawi merupakan daerah yang tinggi lalu lintas penjualan ternaknya, termasuk sapi. Untuk itu, pihaknya dengan menggandeng Pemprov Jatim akan memaksimalkan fungsi pos pantau hewan di daerah perbatasan Provinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah di Mantingan demi mengawasi lalu lintas penjualan ternak.

Sunito menjelaskan hasil pemeriksaan kesehatan hewan kurban yang dilakukannya baru-baru ini menyebutkan, secara umum hewan ternak yang diperiksa di Pasar Hewan Ngawi dalam kondisi baik. Hanya ada beberapa yang terkena penyakit, namun penyakit tersebut sifatnya tidak membahayakan.

Selain melakukan pemeriksaan di pasar hewan, petugas juga melakukan pemeriksaan di sejumlah pedagang hewan kurban dadakan yang banyak terdapat di wilayah Ngawi. Ia berharap kosumen teliti saat membeli kambing ataupun sapi yang akan digunakan untuk berkurban. Adapun ciri-ciri hewan kurban sehat, di antaranya berbulu halus, bola mata bersih, dan tidak sering kencing, dan nafsu makan hewannya baik.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya