Jatim
Rabu, 17 November 2021 - 18:08 WIB

Hujan Terus, Hasil Panen Petani Tembakau Ponorogo Tak Layak Jual

Abdul Jalil  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Desa Sendang, Taufiqurrahman, menunjukkan tembakau yang rusak, Selasa (16/11/2021). (Madiunpos.com/Abdul Jalil)

Solopos.com, PONOROGO — Hujan deras yang turun dalam sepekan terakhir mengakibatkan kerugian bagi seratusan petani tembakau di Desa Sendang, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang tengah mengalami masa panen. Kenapa ya?

Kepala Desa Sendang, Taufiqurrahman, mengatakan hujan yang turun selama sepekan terakhir membuat kualitas hasil panen tembakau menjadi jelek. Kondisi itu membuat tembakau milik petani yang sudah dirajang menjadi rusak dan tidak layak jual. Tembakau yang rusak itupun dibuang oleh petani.

Advertisement

“Tembakau yang rusak itu dibuang dan digunakan untuk pupuk organik di lahan pertanian,” kata dia, Selasa (16/11/2021). Menurut Taufiqurrahman, ada sekitar 120 petani tembakau di desanya. Dia menambahkan setiap petani rata-rata menjemur tembakau rajang sebanyak 4 bal dalam sekali jemur. Jumlah tersebut jika dijual bisa mencapai Rp5 juta.

Baca juga: Serem! Jalan di Ponorogo Ini Dipasangi Kijing dari Kuburan

Seorang petani tembakau di Desa Sendang, Boyadi, mengatakan hasil panen tembakau tahun ini banyak yang rusak. Kerusakan tembakau ini disebabkan turunnya hujan yang tidak sesuai dengan prediksi para petani.

Advertisement

“Hujan kan turun terus menerus. Tidak ada panas matahari. Padahal tembakau yang sudah dirajang kan ditaruh di tempat penjemuran,” kata dia.

Boyadi menuturkan petani tembakau sangat bergantung pada terik matahari untuk mengeringkan hasil panennya. “Tembakau itu kalau sudah layu terus kena air pasti busuk dan akhirnya tidak laku dijual,” ujarnya.

Baca juga: Tanah Bergerak di Trenggalek, Empat Rumah Warga Terancam

Advertisement

Dia mengaku mengalami kerugian hingga jutaan rupiah karena hasil panen tembakau tahun ini rusak. Tembakau yang rusak kemudian digunakan untuk pupuk organik.

“Saya sekali menjemur tembakau rajang ini sekitar 3 bal, harganya bisa mencapai Rp4 juta. Padahal kita biasanya beberapa kali jemuran,” kata Boyadi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif