Jatim
Sabtu, 17 Oktober 2015 - 04:05 WIB

HIV/AIDS : Dinkes Kota Kediri Temukan 95 Pengidap Baru HIV/AIDS

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (fresnoaidswalk.org)

HIV/AIDS berkembang cukup pesat di Kota Kediri.

Madiunpos.com, KEDIRI — Dinas Kesehatan Kota Kediri, Jawa Timur melibatkan semua elemen—baik dari instansi maupun masyarakat—untuk membantu menangani HIV/AIDS di kota ini. Sepanjang 2015 ini, di Kediri ditemukan 95 pengidap baru HIV/AIDS.

Advertisement

Pengelola Program HIV/AIDS Dinas Kesehatan Kota Kediri Retno, Kamis (15/10/2015),

mengemukakan penyakit ini memerlukan penanganan yang serius, sehingga diharapkan semua elemen terlibat. “Semua sektor dilibatkan, baik dari pemerintah, LSM, warga yang peduli HIV/AIDS menjadi satu dalam LKB [layanan komprehensif berkesinambungan],” katanya.

Layanan komprehensif berkesinambungan atau LKB adalah program Kementerian Kesehatan yang diluncurkan 2012 silam. Selain itu, juga terdapat program SUFA (strategic use for ARV) pada 2013 yang dilakukan secara bertahap pada beberapa kabupaten/kota terpilih.

Advertisement

Salah satu tujuan utama dari LKB adalah meningkatkan akses dan cakupan terhadap upaya promosi, pencegahan, dan pengobatan HIV dan infeksi menular seksual (IMS) serta rehabilitasi yang berkualitas dengan memperluas jejaring layanan hingga ke tingkat puskesmas, termasuk layanan untuk populasi kunci.

95 Pengidap Baru
Di Kediri, kata dia, temuan jumlah penderita HIV/AIDS cukup tinggi. Pada 2015 terdapat 95 penderita baru yang ditemukan, hampir sama dengan temuan pada 2014, yaitu 141 orang.

Selain terus koordinasi lewat LKB, ia juga gencar melakukan sosialisasi terkait bahaya serta penularan penyakit yang menggerogoti tubuh tersebut. Selain lewat HIV/AIDS juga bisa ditularkan lewat hubungan dengan lawan jenis, ASI, urine, air liur, maupun cairan lambung.

Advertisement

Ia berharap, dengan rutinnya pertemuan ini, bisa didapatkan hasilnya positif dengan jumlah temuan penderita yang semakin banyak, sehingga dapat sesegera mungkin memperoleh akses layanan kesehatan (termasuk ARV) untuk mencegah terjadinya penularan HIV lebih lanjut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif