SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Solopos/Dok.)
HIV/AIDS di Kota Blitar merenggut puluhan korban jiwa.
Madiunpos.com, BLITAR – Sedikitnya 75 warga Kota Blitar, Jawa Timur, terinfeksi virus HIV/AIDS. Sebanyak 36 orang meninggal dunia terhitung sejak Juni 2015.
“Saat ini ada 39 yang dirawat. Pada Juni saja bertambah tujuh kasus,” ujar Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar, Harni Setyorini, kepada wartawan, Jumat (24/7/2015), seperti diberitakan Okezone.com.
Dari total kasus HIV/AIDS di Kota Blitar, 46 di antaranya dialami pasien berjenis kelamin pria. Sedangkan, 29 lainnya adalah perempuan. Rata-rata mereka tertular HIV/AIDS melalui hubungan seks bebas dan narkoba.
Menurut Harni, warga Blitar yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) sudah dirujuk ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar.
Sebab, rumah sakit milik Pemerintah Kota Blitar belum memiliki klinik Voulentary Conseling and Testing (VCT). Namun Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Dinkes Kota Blitar telah membuat MoU dengan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
“VCT adanya di rumah sakit Kabupaten Blitar. Kita belum memilikinya. Semua perawatan dan obat ARV ada di sana. MoU dengan RSUD Ngudi Waluyo berlaku sampai ada VCT, ” tuturnya.
Kendati demikian, untuk sekadar mendeteksi HIV/AIDS, sambung Harni, Puskesmas Kepanjen Kidul Kota Blitar sudah mampu memberikan pelayanan.
Pejabat Humas RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar, Joko Purnomo membenarkan, pihaknya belum memiliki layanan VCT.
Saat ini, kata dia, Mardi Waluyo masih dalam persiapan, termasuk di dalamnya izin dan peranti medis untuk memberikan layanan VCT.
“Kami belum bisa memastikan kapan klinik VCT di-launching. Saat ini masih dipersiapkan, ” ujar dia.