Solopos.com, PONOROGO - Di Ponorogo, Jawa Timur, ada sebuah perkampungan yang tidak seperti perkampungan lain pada umumnya. Di perkampungan ini tidak ada warga yang tinggal, namun baru hidup saat Lebaran.
Perkampungan unik ini ada di kawasan Sumbulan di Dusun Krajan Satu, Desa Plalangan, Kecamatan Jenangan. Karena tidak ada "kehidupan", Sumbulan banyak dibilang sebagai kampung mati.
Kampung mati ini baru akan terasa hidup hanya saat Lebaran. Baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Soal itu disampaikan salah seorang warga yang pernah tinggal di kampung mati itu, Tohari.
Baca juga: Legenda Roro Jonggrang & Misteri Umbul Pengging Boyolali
Menurutnya, warga kerap mengunjungi kampung mati itu saat Lebaran sembari mengingat masa kecil. "Tiap Lebaran selalu ramai warga yang ingin merayakan," kata Tohari kepada wartawan, Kamis (4/3/2021).
Tak hanya mengunjungi kampung mati, warga juga kerap menunaikan salat Idul Fitri maupun Idul Adha di Masjid Sumbulan, yang sehari-hari tidak dipakai. Kemudian khusus Idul Adha, warga juga menggelar prosesi pemotongan hewan kurban di sana. Seperti yang disampaikan Kepala Desa Plalangan, Ipin Herdianto.
"Yang punya rumah di Sumbulan memang sudah tidak tinggal di situ. Hanya waktu tertentu saja ke situ, pengajian tertentu, atau salat Id," terangnya.
Baca juga: Misteri Makam Kuno di Kemalang Klaten Selamat dari Erupsi Merapi, Punya Siapa Ya?
Ipin menambahkan, Sumbulan saat ini memang kosong tak berpenghuni. "Dulu ada 15 keluarga hampir satu RT. Mulai ditinggalkan 5 tahun lalu, hilang semua. Sebelumnya ada dua atau tiga keluarga, terus mulai pindah," lanjutnya.
Keluarga terakhir pindah, lanjut Ipin, karena ikut anaknya serta ada yang dibelikan rumah di perumahan. Disinggung soal hawa mistis, menurut Ipin hampir semua tempat pasti ada, termasuk di kampung mati.