SOLOPOS.COM - Mentan launching 2 vaksin dan 1 serum di Surabaya. (detikcom)

Solopos.com, SURABAYA — Indonesia mampu memproduksi sendiri vaksin rabies dan flu burung, yakni Neo Rabivet dan Afluvet HiLow.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, memperkenalkan dua vaksin buatan anak bangsa itu saat puncak peringatan Hari Rabies Sedunia di Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya, Jumat (8/10/2021). Vaksin rabies bertajuk Neo Rabivet sedangkan vaksin flu burung, yakni Afluvet HiLow.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Baca Juga : Round Up: Terjerat Utang Pinjol, Ada Andil Pemerintah dan Masyarakat?

Vaksin Neo Rabivet sudah teregistrasi dan terverifikasi untuk vaksin anjing, kera, dan kucing. Neo Rabivet diproduksi Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya.

Untuk vaksin Afluvet HiLow, mengandung virus H5N1 atau Flu Burung dan H9N2 atau Avian Influenza. Vaksin ini bisa memberikan perlindungan pada virus AIH5N1.

Syahrul juga memperkenalkan serum flu babi, Scovet ASF. Serum itu diklaim pertama di dunia karena selama 50 tahun penelitian belum ditemukan. Serum itu juga sudah diujicobakan ke sejumlah babi ternak. Efektivitas hingga 52%.

Baca Juga : Rumah Pensiunan Guru di Grobogan Ludes Terbakar, Kerugian Rp125 Juta

“Serum flu babi belum ada di dunia dan ini ada di kita. Ini besok bisa dilaporkan ke Bapak Presiden. Hari ini kami melepas dua vaksin dan satu serum flu babi. Saya kira ini bagian dari tagline yang selama ini didorong Kementan. Setiap hari makin maju, makin mandiri, dan makin modern. Semua vaksin maupun serum harus impor, hari ini kita mampu melakukannya [memproduksi sendiri],” kata dia seperti dilansir dari detikcom, Jumat.

Syahrul juga menargetkan Indonesia bebas dari rabies pada 2030. Dia mengatakan sejumlah upaya telah dilakukan untuk meraih target ini. Salah satunya melakukan vaksinasi anjing, kera, dan kucing.

Baca Juga : Layanan Drive Thru E-KTP di Kota Jogja Kembali Buka, Catat Jadwalnya!

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Nasrullah, mengatakan telah mengalokasikan vaksin dan operasional pengendalian rabies, khususnya untuk wilayah tertular dengan risiko tinggi. Nasrullah berharap pemerintah daerah mendukung program ini.

“Untuk daerah tertular risiko tinggi, kami upayakan alokasi vaksin 70% dari populasi hewan penular rabies. Untuk daerah risiko rendah dan bebas, alokasi vaksin cukup untuk vaksinasi tertarget dan vaksinasi darurat,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya