SOLOPOS.COM - Ilustrasi ajakan tidak ikut merayakan Valentine's Day bagi umat agama tertentu. (JIBI/Solopos/Antara/Agus Bebeng)

Hari Valentine menuai penolakan oleh sejumlah kalangan. Salah satunya yang disuarakan sejumlah remaja dari Surabaya.

Madiunpos.com, SURABAYA—Puluhan pelajar dan aliansi peduli moral generasi muda di Surabaya turun ke jalan menlak perayaan Hari Valentine. Mereka yang terdiri dari sejumlah lembaga masjid dan organisasi remaja islam tersebut menilai perayaan Valentine telah menyimpang dari makna sesungguhnya karena kini bermakna seks bebas.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

 

“Kegiatan valentine day bukan budaya Indonesia dan sudah mengarah tradisi membahayakan yakni seks bebas,” kata Korlap Aksi, Rangga kepada detikcom di depan Kebun Binatang Surabaya (KBS), Jumat (13/2/2015).

 

Apalagi, jelas dia, valentine day selalu ada pernak-pernik yang disediakan di mal dan di jalan-jalan.

 

“Pernak-pernik valentine day selalu dirayakan dengan menjual coklat, bunga baik di mal atau jalan-jalan. Bahkan mereka melakukan selfie di tempat penjualan pernak-pernik itu,” tambah Rangga.

 

Baru-baru ini, kata Rangga, juga membuat miris dan prihatin atas buku yang ditulis Toge Aprilianto. Isi buku berkedok psikologi remaja namun isinya membolehkan remaja berzina.

 

“Atas kasus ini, MUI dan KPAI juga turun untuk meluruskan tradisi valentine day. Valentine itu sering dipahami sebagai hari bersenang-senang bagi pasangan dan seks bebas bagi pasangan di luar nikah. Padahal subtansi valentine day itu kasih sayang untuk semua orang, harmoni dalam keluarga, harmoni dalam berteman sebaya, harmoni dalam bermasyarakat,” tegasnya.

Sementara sebagian massa melakukan aksi teatrikal menolak adanya seks bebas dan menjaga kehormatan setiap insan. Sebagian massa lagi membawa poster. Isi poster diantaranya:”Arek Suroboyo Ga Usah Palentinan Yo”,”Sstt..!! Ajok Rame-rame Rek Aku Lho Gak Palentinan”,”We Hate Valentine”,”Peduli Moral Generasi Muda Awas Bahaya Laten Valentine”,”Mas Bro dan Mbak Sista sayang? Nggak harus pacaran”

 

Aksi puluhan orang ini dijaga pihak kepolisian Polsek Wonokromo dan Polrestabes Surabaya. Arus lalu lintas di sekitar lokasi terpantau lancar. Peserta aksi terdiri dari Lembaga Manajemen Infaq (LMI), Jaringan Sekolah Terpadu (JSIT), komunitas semanggi (Semangat mengaji dan berbagi), Ikatan Dai Islam Indonesia (Ikadi) Jatim, dan perwakilan ibu-ibu Salimah, ini menolak valentine day.

KLIK dan LIKE di sini untuk update informasi dan Madiun Raya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya