SOLOPOS.COM - Ilustrasi umbi porang Kabupaten Madiun. (Istimewa/Wisdianto)

Solopos.com, MADIUN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun, Jawa Timur (Jatim), meminta pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan menetapkan patokan harga umbi porang. Hal ini perlu dilakukan seiring anjloknya harga panen umbi porang yang kini berkisar Rp5.000 hingga Rp6.000 per kilogram (kg).

Bupati Madiun, Ahmad Dawami, mengatakan penetapan patokan harga panen umbi porang tersebut bertujuan untuk melindungi para petani porang di Indonesia, khususnya Kabupaten Madiun sebagai sentra umbi porang. Dengan penetapan harga itu, petani umbi porang tidak akan merugi saat harga di pasaran menurun.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Pemkab terus berupaya melakukan komunikasi dengan pihak terkait dalam hal ini Kementerian Pertanian dan Perdagangan agar ditetapkan harga patokan untuk porang,” ujar Bupati Ahmad Dawami, dikutip Antara, Rabu (19/1/2022).

Baca juga: Keren! SMK di Madiun Olah Umbi Porang Jadi 47 Produk Turunan Anti Gatal

Pihaknya menilai turunnya harga umbi porang saat ini dipengaruhi hasil produksi yang melimpah. Sesuai data, selama setahun produksi porang di Kabupaten Madiun mencapai 50.000-60.000 ton.

Oleh karena itu, Pemkab Madiun juga meminta petani porang mulai membatasi hasil produksi sekaligus meningkatkan kualitas agar mudah terserap pasar. Hal itu bisa dilakukan dengan menunda masa panen.

Dengan menunda masa panen, petani porang Kabupaten Madiun dinilai mampu mengoptimalkan pembibitan. Petani bisa lebih konsentrasi ke bibit porang katak atau bulbil yang harganya relatif bagus. Terlebih satu-satunya bibit porang bersertifikat di Indonesia hanya ada di Kabupaten Madiun.

Seperti diketahui, porang telah menjadi komoditas primadona di Kabupaten Madiun untuk diekspor ke Jepang, China, dan sejumlah negara lainnya. Porang tersebut diekspor dalam bentuk olahan chips (irisan tipis) kering.

Baca juga: Perkuat Branding, Pemkab Madiun Resmikan Taman Wisata Edukasi Porang

Selain itu juga dalam bentuk tepung porang yang nilai jualnya bisa lebih mahal. Tepung porang tersebut dapat sebagai bahan baku beras porang yang banyak dicari negara pengimpor karena dinilai lebih sehat.

Karena sangat ekonomis, banyak warga Kabupaten Madiun yang menanam porang. Hal itu terlihat dari tren kenaikan luas lahan selama lima tahun terakhir. Sesuai data Dinas Pertanian setempat, pada 2016 di Kabupaten Madiun terdapat 1.484 hektare lahan porang. Setahun kemudian bertambah menjadi 1.536 hektare dan pada 2018 mencapai 1.568 hektare.

Pada 2019 luas lahan porang mengalami lonjakan drastis menjadi 3.465 hektare. Kemudian, tahun 2020 bertambah menjadi seluas 5.363 hektare, dan dimungkinkan terus bertambah.

Dalam beberapa tahun terakhir seiring melimpahnya pasokan, harga panen umbi porang menurun drastis dari sebelumnya sekitar Rp10.000 hingga Rp13.000 per kg, turun menjadi Rp5.000-Rp6.000 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya