Jatim
Sabtu, 16 Juli 2016 - 18:05 WIB

HARGA KEBUTUHAN POKOK : Harga Sembako di Kota Kediri Masih Tinggi

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Harga kebutuhan pokok di Kota Kediri masih tinggi.

Madiunpos.com, KEDIRI – Setelah Lebaran 2016, harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di Pasar Setonobetek, Kota Kediri, cenderung masih tinggi. Akibatnya, penjualan agak lesu.

Advertisement

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi (Disperindagtamben) Kota Kediri Yetti Sisworini mengatakan tidak ada kenaikan harga secara signifikan.

“Tadi kita lakukan sidak [inspeksi mendadak] harga di pasar setelah Lebaran, dan kami dapatkan hasilnya tidak ada kenaikan signifikan, tapi masih cenderung tinggi,” kata dia setelah sidak di Pasar Setonobetek, Kota Kediri, Jumat (15/7/2016).

Berdasarkan hasil pemantauan, harga cabai rawit Rp20.000-Rp30.000 per kilogram atau turun ketimbang saat Lebaran 2016 yang mencapai Rp40.000/kg.

Advertisement

Sedangkan harga tomat juga turun di mana sebelum Lebaran 2016 Rp10.000/kg, saat ini harganya Rp4.000/kg. Wortel harganya juga turun dari semula Rp18.000/kg menjadi Rp13.000/kg. Sementara untuk kentang masih stabil tinggi mencapai Rp17.000/kg.

Untuk daging sapi super harganya juga turun menjadi Rp95.000/kg, ketimbang saat Lebaran 2016 yang harganya sekitar Rp110.000/kg. Untuk daging ayam kampung harganya Rp65.000 per ekor, dan ayam potong harganya Rp34.000/kg.

“Harga telur juga cenderung masih mahal, sekarang Rp17.000/kg, sehingga penjualan masih lesu. Mereka belinya dengan harga mahal, jadi jualnya pun juga masih mahal,” ujar Yetti.

Advertisement

Yetti mengatakan pemerintah terus melakukan pemantauan harga bahan pokok. Bahkan, dari hasil sidak ini nantinya juga menjadi bahan evaluasi dan rapat dengan TPID Kota Kediri.

Sementara itu, Sumiati, salah seorang pedagang di Pasar Setonobetek, Kota Kediri mengatakan harga bahan pokok memang ada beberapa yang turun, tapi diakuinya masih mahal.

“Kalau pembeli ya tidak keberatan, karena harga di pasar memang masih tinggi. Kalau nanti harga turun, jualnya pun juga turun,” kata Sumiati.

Ning, penjual lainnya mengatakan harga jual barang mengikuti harga di pasar. Jika produk melimpah, tentunya harga akan lebih murah, namun jika produk sedikit tentunya harganya juga relatif mahal.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif