SOLOPOS.COM - Ilustrasi buruh tani (Antara/Ari Bowo Sucipto)

Harga kebutuhan pokok jenis beras dipastikan Bulog Jatim tak akan naik hingga tahun berganti.

Madiunpos.com, SURABAYA — Perum Bulog Divisi Regional Jatim memastikan tidak ada kenaikan harga beras di wilayah Jawa Timur menjelang akhir tahun. Padahal, diakuinya, dua bulan terakhir menjelang penutupan tahun sangat rentan terjadi lonjakan harga kebutuhan pokok yang bisa memacu inflasi tahunan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala Bulog Divre Jatim Witono mengatakan pihaknya dengan tim operasi pasar telah melakukan stabilisasi harga di 29 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. “Kami bersama TPID [Tim Pengendalian Inflasi Daerah] menggiatkan sidak pasar di dua bulan ini [September-Oktober]. Harga beras stabil. Masih stabil tingginya tapi kami pastikan tidak akan naik lagi,” katanya saat dihubungi Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Selasa (13/10/2015).

Berdasarkan pemantauannya, harga beras di pasaran masih terbilang tinggi tetapi stabil. Tingginya harga kebutuhan pokok itu disebabkan oleh minimnya penyerapan dan lesunya permintaan.

Adapun harga beras medium dipatok sekitar Rp8.500/kg hingga Rp9.000/kg. Sementara beras premium dibanderol Rp9.600/kg. Kendati demikian, terdapat selisih harga kurang lebih Rp100 tergantung varian atau jenis berasnya.

Beli Beras Petani
Witono menambahkan, pihaknya terus bersinergi dengan petani agar mau menjual beras mereka kepada negara. Hal demikian, katanya, dapat dijadikan langkah untuk meredam kenaikan harga kebutuhan pokok itu. “Setiap ada sawah yang sedang menguning, kami bersama Kodim dan Koramil melakukan pendekatan ke petani agar dijual ke kami,” ujar Witono.

Petani, lanjut dia, menawarkan beras premium non HPP dengan tingkatan harga di atas Rp8.000/kg. “Mereka [petani] lebih senang jual yang premium karena nilai tukar petaninya lebih tinggi,” ujarnya.

Menurutnya, petani tidak cocok dengan HPP yang ditentukan pemerintah pada kisaran Rp7.300/kg. Oleh karena itu, mereka memilih bermain di segmen beras premium.

Bulog Divre Jatim mencatat, penyerapan jenis beras premium di Jatim sejak Juli mencapai 90%. Sedangkan penyerapan beras medium hanya 10%.

Witono menargetkan target penyerapan beras di pengujung tahun 2015 sebesar 850.000 ton. Adapun penyerapan per 12 Oktober mencapai 75,41% atau setara 716.374 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya