SOLOPOS.COM - Ilustrasi pedagang beras (JIBI/Solopos/Dok.)

Harga beras di Bojonegoro masih tinggi.

Madiunpos.com, BOJONEGORO —  Operasi pasar yang digelar Bulog Sub Divre III Bojonegoro belum berpengaruh signifikan untuk mengendalikan harga beras di wilayah setempat. Sejumlah pedagang di Bojonegoro bahkan menyatakan harga berbagai jenis beras bahkan naik rata-rata Rp200/kilogram.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Saya juga menjual beras Bulog, tetapi harga berbagai macam jenis beras masih tetap naik rata-rata sekitar Rp200 per kilogram,” kata seorang pedagang beras di Pasar Banjarjo, Kecamatan Kota, Bojonegoro, Kharis, Selasa (16/1/2018).

Dia menambahkan  kenaikan harga beras tidak hanya kualitas medium dan premium, bahkan beras poles paket kenaikannya lebih tinggi. Hal itu dibenarkan pedagang beras lainnya juga di pasar setempat Sakip, juga pedagang beras di Pasar Kota, Ny. Maksum.

“Harga berbagai macam jenis beras naik, ya karena panen masih sedikit. Pedagang lokal harus berebut beras dengan pedagang luar daerah terutama dari Jawa tengah, yang melakukan pembelian beras,” ujar Kharis yang diamini Sakip.

Sakip menuturkan dirinya hanya bisa membeli beras panenan baru termasuk beras poles rata-rata sekitar 3 ton per hari, paahal biasanya bisa mencapai 8 ton per hari.

Data di pasar setempat, harga pembelian beras panenan baru Rp10.500/kiloram, yang sebelumnya Rp10.300/kilogram. Sementara itu, beras kualitas super poles merek Terate naik menjadi Rp12.400/kilogram yang sebelumnya Rp11.800/kilogram, paket Rojo Lele naik menjadi Rp11.100/kilogram, yang sebelumnya Rp10.500/kilogram.

Menurut Kharis dan Sakip, sejumlah pedagang di pasar setempat memperoleh pasokan beras dari Bulog Subdivre III Bojonegoro, baik kualitas premium maupun medium yang dipatok dengan harga tertinggi sesuai spanduk Rp9.450/kilogram.

Namun, menurut Sakip, dirinya membeli harga beras kualitas medium di bulog dengan harga Rp8.300/kilogram, kemudian dijual dengan harga Rp8.400/kilogram. “Lumayan bisa laku 2 kuintal dalam dua pekan,” ucapnya.

Berbeda dengan Kharis yang mengaku kesulitan menjual beras premium yang dijual di tempatnya yang diperoleh dari Bulog, karena pembeli lebih senang memilih membeli beras panenan baru atau beras poles merek produksi Tuban dan lokal.

Kepala Bulog Subdivre III Bojonegoro Irsan Nasution, menjelaskan operasi pasar beras medium dan premium yang digelar Bulog sebagai usaha untuk mengendalikan harga beras. “Soal ada informasi akan ada impor beras dari Pemerintah bukan kewenangan kami menjawab, sebab saya juga mendengar baru dari TV,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya