SOLOPOS.COM - Mujiman petani bawang merah asal Desa Ngiliran, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan saat memamerkan hasil panen bawang merah miliknya, Minggu (5/5/2024).(Solopos.com/Yoga Adhitama)

Solopos.com, MAGETAN – Melonjaknya harga bawang merah di sejumlah wilayah di Jawa Timur mendatangkan berkah tersendiri bagi petani bawang merah asal Kabupaten Magetan. Sebab, permintaan pasokan bawang merah meningkat secara signifikan.

Sepekan terakhir harga bawang merah melonjak tajam. Seperti yang terlihat di Pasar Besar Ngawi, Jawa Timur. Di pasar ini harga bawang mengalami kenaikan hingga seratus persen.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sebelumnya, bawang merah dijual kisaran harga Rp35.000 per kilogram kini melonjak hingga Rp70.000 per kilogram.

Sejumlah pedagang menyebut kenaikan harga ini terjadi akibat pasokan dari petani berkurang. Sedangkan banyak petani bawang merah yang mengalami gagal panen karena cuaca buruk.

Kenaikan bawang merah ini juga terlihat di Pasar Besar Magetan, semula bawang merah dihargai kisaran Rp20.000 sampai Rp30.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp60.000 sampai Rp70.000 per kilogram.

Hal itu tentu berdampak langsung kepada kesejahteraan para petani bawang merah. Seperti yang terjadi kepada Mujiman, petani bawang merah asal Desa Ngiliran, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan.

Mujiman mengaku mujur, sebab hasil panennya melimpah dengan kategori baik di tengah harga bawang merah yang membumbung tinggi. Tahun ini Mujiman mendapat keuntungan berlipat-lipat imbas naiknya harga bawang merah ini.

“Alhamdulilah panennya bawang merahnya baik dan maksimal. Harga jualnya di pasaran juga mahal,” katanya kepada Solopos.com, Minggu (5/5/2024).

Selain harga jual yang tinggi, Mujiman mengatakan, permintaan pasokan bawang merah pada musim panen kali ini juga meningkat. Bahkan permintaan datang dari luar Kabupaten Magetan, seperti dari Solo, Ponorogo, Madiun dan Ngawi.

“Ini pesanan pasokan juga sudah banyak mas, dari Solo, Ponorogo, Madiun, Ngawi juga ada. Pokoknya naiknya harga bawang merah ini menjadi berkah bagi petani,” ujarnya.

Meski demikian, Mujiman juga berharap agar nantinya ketika masa tanam kembali dirinya dan petani bawang merah di daerah tersebut tidak kesulitan mencari pupuk. Pasalnya, pada masa tanam lalu dirinya sempat kesulitan mencari stok pupuk.

Meskipun stoknya ada, kata dia, namun harganya juga mahal dan jumlah pembeliannya dibatasi. Mujiman tidak menghendaki kondisi itu terjadi lagi saat musim tanam yang akan datang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya